AGAM, METRO—Akses jalan provinsi ruas Lubuk Basung–Maninjau kembali terputus total menyusul banjir bandang susulan yang melanda kawasan Muaro Pisang, Jorong Pasar, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Minggu (28/12).
Banjir bandang tersebut menyebabkan badan jalan utama penghubung Lubuk Basung–Bukittinggi tertutup material lumpur, pasir, dan bebatuan, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Peristiwa ini merupakan kejadian keempat kalinya banjir bandang menerjang kawasan Maninjau dalam beberapa hari terakhir. Rentetan bencana tersebut menimbulkan kerusakan parah serta melumpuhkan aktivitas masyarakat di wilayah tersebut.
Banjir bandang dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengguyur Kecamatan Tanjung Raya sejak Sabtu (27/12/2025) sore hingga Minggu subuh. Hujan deras menyebabkan Sungai Muaro Pisang yang berhulu di kawasan Kuok II Koto, Matur, meluap.
Luapan sungai membawa material tanah, lumpur, dan bebatuan dari kawasan perbukitan, termasuk dari jalur Kelok 28 dan Kelok 44, hingga menimbun badan jalan dan masuk ke area permukiman warga.
Camat Tanjung Raya, Al Hafid, membenarkan bahwa banjir bandang susulan kembali melanda kawasan Muaro Pisang dan menyebabkan akses jalan di Pasar Maninjau, tepatnya di depan kompleks BRI lama, kembali tertutup lumpur.
“Material lumpur dan bebatuan menutupi badan jalan sehingga akses lalu lintas Agam–Bukittinggi lumpuh total. Hingga Minggu sore, jalan belum bisa dilalui,” kata Al Hafid.
Ia menjelaskan, tim gabungan TNI, Polri, BPBD, pemerintah kecamatan, relawan, dan masyarakat setempat belum bisa bekerja maksimal karena aliran air keruh yang masih membawa material terus mengalir dari hulu sungai.
“Kami masih melakukan pemantauan dari jarak aman. Jika kondisi sudah memungkinkan, alat berat akan diturunkan untuk membersihkan material secara menyeluruh,” ujarnya.
Kapolsek Tanjung Raya, AKP Muzakar, juga membenarkan lumpuhnya jalur utama tersebut. Menurutnya, luapan Sungai Muaro Pisang membawa material lumpur tebal yang menutup badan jalan.
“Jalan tidak bisa dilalui kendaraan karena tertutup material lumpur dan bebatuan,” kata Muzakar.
Ia mengimbau pengendara yang hendak menuju Bukittinggi maupun Lubuk Basung agar menunda perjalanan sementara waktu guna menghindari kemacetan panjang dan potensi bahaya.
