JAKARTA, METRO–Badan Gizi Nasional (BGN) meminta para mitra dan pemilik yayasan pengelola Satuan Pelaksana Pelayanan Gizi (SPPG) untuk lebih peduli terhadap kondisi sekolah yang menjadi penerima manfaat Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Para mitra diminta tidak sekadar menjalankan produksi makanan, tetapi juga memiliki kepedulian sosial terhadap fasilitas sekolah.
Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menegaskan hal tersebut dalam kegiatan Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola MBG serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG di Kabupaten dan Kota Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (11/12).
“Mbok kalau ada sekolah yang gentingnya bocor itu disumbang, dibenerin. Mbok kalau sekolah yang tidak punya WC itu dibangunkan WC,” ujar Nanik mengingatkan.
Nanik menjelaskan, sejak awal perumusan Program MBG, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa mitra pengelola SPPG tidak boleh berasal dari perusahaan seperti PT atau CV. Presiden menginginkan yayasan pendidikan, yayasan keagamaan, serta yayasan sosial yang diberdayakan.
“Beliau berpikir, yayasan pendidikan, agama, dan sosial itu biasanya tidak punya modal besar. Jadi biar mereka saja yang bekerja sama dengan BGN, karena ini program bantuan pemerintah,” kata Nanik mengutip arahan Presiden.
Namun dalam pelaksanaannya, muncul yayasan-yayasan baru yang sebenarnya tidak bergerak di bidang pendidikan, keagamaan, atau sosial. Hal itu muncul lantaran percepatan pembangunan SPPG di berbagai daerah.
Nanik mengingatkan yayasan-yayasan baru tersebut agar tidak berlebihan dalam mencari keuntungan.

















