Sementara itu, Kepala Bapelitbangda Pasbar Ikhwanri menyampaikan, prevalensi stunting Pasbar pada 2007 mencapai 45,2 persen. Setelah ditetapkan sebagai lokus stunting pada November 2018 dengan angka 35,1 persen, prevalensi berhasil ditekan menjadi 26,6 persen pada 2024, atau turun 8,5 persen.
“Namun, capaian Pasbar 26,6 persen tahun 2024 masih lebih tinggi dibandingkan Provinsi Sumbar 24,9 persen dan nasional 19,8 persen. Meski begitu, laju penurunan Pasbar sebesar 3,6 persen per tahun, lebih baik dibandingkan nasional 3,3 persen dan provinsi 2,6 persen,” jelasnya.
Berdasarkan data aplikasi e-PPGBM, angka stunting di Pasbar turun dari 28,4 persen tahun 2018 menjadi 13,32 persen pada 2025. Penurunan ini setara 15,08 persen dengan laju 2,54 persen per tahun. Hingga Februari 2025, jumlah balita di Kabupaten Pasaman Barat tercatat 34.317 jiwa, dengan 4.574 di antaranya masih mengalami stunting.(end)
