SOLOK, METRO–Pemerintah Kabupaten Solok serius dalam menangani persoalan stunting. Melalui Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), jajaran pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dikonsolidasikan untuk mengawal program Quick Win KemendukBangga/BKKBN
Sekitar 145 peserta dari berbagai unsur, termasuk OPD, Puskesmas, organisasi profesi (IDI, IBI), Bank pemerintah dan swasta, Tim Penggerak PKK, kader KB, penyuluh lapangan, serta tokoh masyarakat, ikut dalam kegiatan itu.
Kepala DPPKBP3A Kabupaten Solok Maryetti Marwazi, dalam laporannya menjelaskan bahwa, stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang terjadi akibat kurangnya asupan gizi dan infeksi berulang, terutama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). “Periode ini sangat krusial, karena terjadi pembentukan sistem kekebalan tubuh, perkembangan otak, dan metabolisme anak yang akan berdampak permanen,” ucapnya.
Ia menambahkan, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Kabupaten Solok justru mengalami kenaikan dari 25,4% (2023) menjadi 29,5% (2024). Kondisi ini menjadi peringatan serius bagi semua pihak.
Maryetti juga mengenalkan Program Quick Win hasil inisiatif KemendukBangga/BKKBN yang mencakup : Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak), Gati (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), Sidaya (Lansia Berdaya), dan SuperApps Keluarga, layanan digital terintegrasi untuk masyarakat. Program ini menjadi senjata baru dalam percepatan program Bangga Kencana dan upaya penurunan stunting secara tepat sasaran.
















