Oleh: Annisa Afiah, S2 Bioteknologi Universitas Andalas
Lahan pertanian di Indonesia semakin sempit, karena dialih fungsikan untuk pembangunan yang
bersifat industri, seperti tempat menetap, tempat untuk melakukan usaha, pemenuhan akses umum dan fasilitas lain yang dapat menyebabkan lahan semakin berkurang. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah bercocok tanam dengan sistem budidaya hidroponik, yaitu metode tanam tanpa menggunakan media tanah sebagai pengikat berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pada budidaya secara hidroponik, nutrisi merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam budidaya secara hidroponik. Pada sitem hidroponik larutan yang dapat dijadikan sebagai hara adalah AB mix. Pupuk kimia sintetis seperti AB Mix yang banyak tersedia di pasaran Namun, karena komposisi kimianya, pupuk ini mahal dan berdampak buruk bagi kesehatan.
Dengan demikian, salah satu strategi untuk mengurangi kebutuhan AB Mix adalah dengan menggunakan pupuk organik. Salah satu jenis pupuk organik yang banyak dicari adalah pupuk organik cair (POC). Tahukah kamu apa itu pupuk organik cair (POC)? Pupuk organik cair adalah pupuk yang berbentuk cair yang terbuat dari campuran kompos, bahan alami, dan air yang difermentasikan dan dapat memberikan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman. Penggunaan pupuk ini dapat menyediakan unsur hara, mengatasi defisiensi unsur hara secara cepat dan tidak bermasalah dalam pencucian hara.
Salah satu bahan dasar pembuatan POC dapat berasal dari kombinasi tumbuhan seperti rumput laut (Sargassum sp.) dan daun paitan (Tithonia diversiolia). Rumput laut mengandung unsur hara mikro (Fe, Mn, Cu, Zn, B) dan makro (N, P, K), vitamin, asam alginat, juga mengandung hormon pertumbuhan seperti auksin, giberellin, sitokinin yang termasuk dalam senyawa aktif pemacu pertumbuhan tanaman, sintesis protein, meningkatkan produksi, pembelahan sel, meningkatkan sel buah, diferensiasi sel, dan mengatur pertumbuhan tanaman.