JAKARTA, METRO–Bonus demografi yang tengah dihadapi Indonesia disebut sebagai peluang besar sekaligus tantangan serius bagi masa depan perekonomian nasional. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan, keberhasilan Indonesia dalam memanfaatkan momentum ini sangat bergantung pada kualitas dan produktivitas tenaga kerja.
“Bonus demografi hanya akan memberikan nilai tambah apabila didukung oleh tenaga kerja yang berkualitas dan produktif,” ujar Menaker Yassierli dalam acara Peluncuran Dokumen Master Plan Produktivitas Nasional 2025–2029 di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (7/10).
Menurutnya, peningkatan produktivitas merupakan tantangan utama yang harus dihadapi bersama, tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh dunia usaha, asosiasi, dan lembaga pendidikan.
“Kita semua sudah memahami arah kebijakan dan langkah yang perlu dilakukan. Namun, kunci keberhasilan terletak pada penerapan yang efektif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Menaker menekankan, produktivitas tenaga kerja memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mendorong kolaborasi dengan Kadin dan Apindo untuk meningkatkan produktivitas di tingkat perusahaan dan sektor industri.
Yassierli juga menyoroti tantangan struktural ketenagakerjaan Indonesia. Saat ini, 85 persen tenaga kerja merupakan lulusan maksimal SMA/SMK, dan sekitar 60 persen bekerja di sektor informal. Kondisi ini menuntut kebijakan ketenagakerjaan yang adaptif dan tepat sasaran.
