SOLSEL, METRO – Gempa dahsyat mengguncang nagari saribu rumah gadang, Kabupaten Solok Selatan (Solsel), Kamis (28/2) pagi. Gempa tektonik bermagnitudo 5,6 sekitar pukul 06.27.05 WIB. Hasil pemutakhiran analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitudo 5,3 SR.
Episenter gempa terletak pada koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT. Kedalaman sumber gempa atau hiposenter sejauh 10 kilometer.
Dahsyatnya gempa itu mengakibatkan, sekitar 28 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban luka berat, sedang dan ringan. Bahkan, 398 rumah warga mengalami rusak berat, sedang dan ringan. Selain itu puluhan fasilitas umum juga rusak. Setidaknya sekitar 200 warga mengungsi.
Pemerintah Kabupaten Solsel menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari.
“Masa tanggap darurat kami tetapkan selama 14 hari, terhitung 28 Februari hingga 13 Maret,” ujar Wakil Bupati Solsel H Abdul Rahman.
Hal utama yang dilakukan pemerintah daerah adalah memastikan masyarakat yang menjadi korban mendapatkan bantuan medis. Sedangkan masyarakat yang terdampak harus di pastikan memiliki tempat berteduh. “Logistik bagi masyarakat juga harus tersedia, selain tempat berteduh,” ungkapnya.
Menurut wabup, setelah itu dilakukan, baru dilakukan langkah-langkah pemulihan kondisi korban dan kerusakan tempat tinggal masyarakat akibat gempa.
“Pemerintah kabupaten bakal menempatkan semua sumber daya dari Kabupaten untuk membantu penanganan bencana. Dan sampai kondisi belum stabil, maka Tim akan tetap berada di posko bencana yang di dirikan di kantor Camat SBJ,” katanya.
Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solsel mencatat sebanyak 398 bangunan rusak ringan hingga berat akibat gempa yang melanda daerah.
Dampak gempa tersebut mencakup 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Sangir Balal Janggo (Nagari Sungai kunyit, Sungai Kunyit Barat, Talunan Maju), Kecamatan Sangir Batang hari (Nagari Ranah Pantai Cermin), dan Kecamatan Sangir Jujuan (Nagari Lubuk Malako).
“Hasil pendataan sementara, tercatat 398 rumah warga di tiga kecamatan rusak ringan hingga berat ditambah empat fasilitas umum,” sebut Kalaksa BPBD Solsel, Johny Hasan Basri.
Disebutkan, dari jumlah itu rumah mengalami rusak berat sebanyak 95 unit, rusak sedang 121 unit dan rusak ringan 182 unit.
“Ada tujuh nagari yang terdampak gempa, empat nagari di Kecamatan Sangir Balai Janggo (SBJ) dua nagari di Kecamatan Sangir Jujuan (SJJ) dan Satu Nagari di Kecamatan Sangir Batang Hari (SBH),”sebutnya.
Menurutnya, empat nagari di SBJ adalah Nagari Sungai Kunyit, Sungai Kunyit Barat, Talunan dan Talalo, Kemudian dua nagari di SJJ adalah Bidar Alam dan Lubuak Malako serta Nagari Ranah Pantai Cermin di SBH.
Gempa yang melanda Solsel juga merusak fasilitas umum, seperti Puskesmas, Pustu, Sekolah, Mesjid dan Mushala. “BPBD Solsel masih melakukan pendataan. Posko kesehatan didirikan di Sungai Kunyit. Tenda didirikan untuk logistik dan pengungsi. Data itu baru data sementara,” katanya.
Gempa Tektonik Kerak Dangkal
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, menjelaskan, sumber gempa Solsel tepatnya berlokasi di darat pada jarak 36 kilometer arah timur laut Kota Padang Aro. Gempa bumi Solok Selatan tergolong gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake).
Penyebab gempanya menurut analisis BMKG yaitu aktivitas Zona Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) pada segmen Suliti. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar mendatar (Strike-Slip).
Berdasarkan laporan masyarakat yang diterima BMKG, guncangan gempa terasa di daerah Solok Selatan dengan skala intensitas IV MMI, Padang (III-IV MMI), Kota Painan dan Kota Padangpanjang (II-III MMI), Payakumbuh. Limapuluh Kota (II MMI), Kepahyang (I MMI).
Skala I MMI yaitu getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang. Adapun skala II MMI, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Skala III MMI, getaran dirasakan nyata di dalam rumah dan terasa getarannya seakan-akan ada truk yang lewat. Sementara gempa skala IV MMI dirasakan oleh orang banyak dalam rumah juga di luar rumah oleh beberapa orang, dan gerabah pecah, jendela atau pintu berderik serta dinding berbunyi.
BMKG mencatatat tiga kali gempa berpusat di Solok Selatan sejak Kamis dinihari hingga pagi. Gempa pertama terjadi pada pukul 01.55.02 WIB, dengan kekuatan 4,2 SR. Kedua pukul 02.44 WIB dengan kekuaran 4,3 SR.
Terakhir pukul 06.27 WIB dengan kekuatan 5,3 SR. Gempa tidak berpotensi tsunami. Namun, BMKG mengklarifikasi terkait pusat dan kekuatan gempa pukul 06.27 WIB tersebut.
Sebelumnya BMKG menginformasikan bahwa pusat gempa berada di Kabupaten Pasaman dengan kekuatan 5,6 SR. Informasi itu juga sempat beredar di media sosial. Kemudian dari hasil pemutakhiran, ternyata pusat gempa berada di Solok Selatan dengan kekuatan 5,3 SR.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang, Irwan Slamet mengatakan, episenter gempabumi terletak pada koordinat 1,4 LS dan 101,53 BT. Lokasi tepatnya ada di darat pada jarak 36 km arah timur laut Padang Aro, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumbar pada kedalaman 10 km.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar mendatar.
Ratusan Warga Mengungsi
Akibat gempa, sebanyak 200 warga mengungsi di tempat pengungsian. Warga mendirikan tenda-tenda di depan rumah yang memiliki pekarangan yang luas.
“Data sementara, ada 200 warga yang mengungsi baik ke posko maupun ke rumah kerabat,” tutur Wabup Abdul Rahman.
Korban luka-luka akibat gempa bumi tektonik yang melanda Solsel terus bertambah dan hingga Kamis sore telah mencapai 55 orang.
“Mereka kami rawat di tiga puskesmas, dan satu orang kami rujuk ke RSUD Muaralabuh,” kata Kepala Dinas Kesehatan Solsel, H Novirman.
Novirman merinci, warga yang luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan rumah saat gempa terjadi yang dirawat di tiga puskesmas meliputi Puskesmas Mercu (37 orang), Puskesmas Abai (11 orang), Puskesmas Talunan (5 orang) dan Puskesmas Bidar Alam (2 orang) dan 1 orang rujuk ke RSUD Solsel.
Dikatakan, sebagian besar luka yang dialami warga berada di bagian atas badan karena tertimpa reruntuhan bangunan. “Seperti di kepala. Bahkan ada satu warga yang kepalanya harus mendapatkan 12 jahitan,” jelasnya.
Disebutkan Novirman, semua pasien yang berobat ke sarana kesehatan di semua puskesmas dan RSUD yang terdampak dari bencana gempa ini di gratiskan tanpa terkecuali.
“Untuk semua pasien yang dirawat tidak dipungut biaya, tanpa terkecuali. Untuk itu bagi warga yang menjadi korban akibat gempa ini untuk datang ke puskesmas di daerahnya,” pungkasnya.
Bantuan Disalurkan
BPBD Sumbar kemarin, mengantarkan bantuan untuk korban gempa di Solok Selatan. Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Rumainur menyebutkan, pihaknya sudah menuju ke Solok Selatan untuk mengantarkan berbagai bantuan.
Bantuan yang diberikan yakni makanan siap saji, perlengkapan rumah tangga, tenda, terpal, dan matras. Sesampainya di Solok Selatan nanti, pihaknya akan mendata kembali apa saja kebutuhan korban gempa yang diperlukan.
“BPBD provinsi memberikan tiga tenda pengungsian yang dibawa dengan ukuran besar, sedang, dan kecil. Serta membawa sejumlah makanan siap saji, sebagai persiapan awal di lokasi pengungsian nantinya,” tegas Rumainur. (afr/mil)















