PADANG, METRO – “SAYA ini seorang janda, empat orang anak yatim yang akan saya beri makan. Mengapa pemerintah tidak memikirkan penderitaan saya, dan diusir berjualan di sini. Selain itu pedagang lainnya kenapa masih boleh berjualan, kenapa tidak diusir, dan mengapa kami-kami ini saja diganggu.”
Teriakan-teriakan dan lontaran kalimat kekesalan keluar dari mulut ibu-ibu pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di depan Plaza Andalas, Jalan Pemuda Padang, Jumat (13/1), ketika petugas Sat Pol PP Padang melakukan penertiban. Memakai badan jalan, PKL dinilai salah. Akan tetapi, para PKL mengaku sudah lama berjualan di depan pusat perbelanjaan tersebut. Jarang sekali dirazia dan dimarahi petugas.
“Saya sudah lama berjualan minuman dingin di depan PA ini. Dan, saya juga sudah diberi izin oleh manajemen PA untuk berdagang. Saya punya empat anak yang harus diberi makan tiap hari,” ungkap Ria, pedagang minuman, kepada petugas Sat Pol PP. Ria berdalih, jika Pemko Padang sangat pilih-pilih dalam penertiban. Karena tidak semua pedagang yang diusir dan dilarang berjualan di depan PA.
Pantauan POSMETRO PADANG, kemarin, penertiban di depan PA memang berlangsung ricuh. Para PKL memberontak dan tak ingin pergi. PKL juga marah karena melihat petugas Pol PP sangat arogan dan tidak melakukan pendekatan humanis kepada pedagang.
Merasa tidak dihargai, sejumlah PKL melakukan perlawanan kepada petugas. Pedagang menyirami petugas dengan air. Bahkan, salah seorang pedagang mengacungkan pisau kepada petugas, karena mereka menolak barang dagangannya diangkut ke atas mobil Pol PP itu.











