PASAMAN, METRO – Tidak senang dengan sikap “mambagak” dan sok preman teman satu sekolahnya, membuat siswa SMA N Rao, Kabupaten Pasaman, Kh (16), gelap mata. Dengan sebilah pisau, remaja ini menikam temannya sendiri, Ongki Kurniawan (17), Jumat (13/1) sekitar pukul 07.30 WIB.
Penikaman dilakukan pelaku di samping sekolah. Ongki Kurniawan pun ditemukan bersimbah darah dengan luka serius di bagian punggung. Korban dirujuk ke Puskesmas Rao karena mengalami pendarahan hebat. Keterangan dari Kapolsek Rao AKP Syamsuir, aksi nekat dilakukan Kh bermula saat ia hendak pergi ke sekolah dengan motor. Dalam perjalanan menuju ke SMA N 1 Rao, Kh berselisih dengan korban Ongki. Di sinilah pertengkaran kedua remaja laki-laki ini bermula. Kh yang mengendarai motor bersama temannya, Miftahul Riski berangkat dari rumah. Saat itu, korban Ongki yang disebut sebagai “preman” di sekolah, datang pula dengan motor.
”Dari keterangan pelaku Kh, korban Ongki memepet motornya. Karena tengah berada di jalan, Kh tak meladeni. Sehingga pelaku dan korban akhirnya sama-sama sampai di sekolah,” ungkap Kapolsek Rao. Setelah memarkirkan sepeda motor, korban Ongki yang tidak puas langsung menghampiri pelaku. Korban mengajak pelaku untuk berkelahi. Akan tetapi, pelaku Kh tidak meladeni permintaan temannya itu, karena mereka sudah berada di sekolah.
”Mulanya pelaku langsung menjauh saja dari korban Ongki. Tapi, pelaku terus dibuntuti oleh korban dan menantang untuk berkelahi,” sebut AKP Syamsuir. Keributan dan perkelahian antara pelaku Kh dan korban Ongki tidak terelakkan. Beberapa teman mereka yang melihat sempat mencoba melerai. Di saat itulah korban mendesak dan berhasil lepas dan kembali memukul lagi.
”Merasa terancam, pelaku Kh melihat ada sebilah pisau di dekat lokasi langsung mengambilnya. Kemudian, Kh langsung menusukkan pisau itu ke bagian kiri atau tepat mengenai pinggang sebelah kiri,” sebut kapolsek.
Kaget dengan pisau yang ditusukkan ke tubuh temannya sendiri, Kh langsung kabur. Sedangkan, korban karena takut akan ditusuk ulang, menyelamatkan diri ke dalam kantin sekolah.
”Melihat korban sudah terluka, kawan korban langsung melarikannya ke Puskesmas Rao untuk mendapatkan perawatan medis. Petugas akhirnya berhasil menangkap Kh,” sebutnya.
Hingga kemarin, pelaku penusukan terhadap temannya sendiri itu, masih menjalani pemeriksaan di Mapolsek Rao. Aparat juga memeriksa keterangan saksi-saksi atau teman-teman Kh dan Ongki yang melihat perkelahian dan penusukan tersebut.
”Pelaku masih di bawah umur dan juga berstatus pelajar. Untuk sementara, keterangan Kh masih kita minta kenapa sampai melakukan tindaka nekat dan gelap mata menusuk teman satu sekolah sendiri,” tukas kapolsek. Indang: Ilmu Moral
Dihubungi terpisah, Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Dr Indang Dewata, mengatakan, aksi main hakim sendiri yang dilakukan para pelajar dan anak di bawah umur, dinilai karena sudah merosotnya moral anak-anak. Hal itu disebabkan, karena kebanyakan guru zaman sekarang, lebih banyak mengajarkan ilmu pengetahuan.
”Padahalnya, guru juga wajib ilmu moral, tenggang rasa, kebersamaan. Dan, yang terpenting itu adalah ilmu agama,” kata Indang, yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan Padang ini, kemarin. Menurut dia, meski sekarang pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) sudah tidak ada lagi, namun setiap guru perlu juga menysisipi ilmu tentang moral kepada anak didik. Sehingga, kasus penusukan yang dilakukan siswa SMA N 1 Rao terhadap temannya sendiri itu, tak terjadi.
”Pendidikan kita harus dievaluasi lagi. Saya menilai, tingkat pendidikan dari SD, SMP, SMA itu diajarkan moral. Sedangkan, di tingkat perguruan tinggi diajarkan tentang teknologi,” ulas Indang, menyebut kepala Dinas Pendidikan juga harus ikut memperhatikan kasus tindak kriminal yang dilakukan siswa SMA di Rao.
Selain itu, peranan orang tua diharapkan harus ditingkatkan lagi untuk mengawasi anak-anak mereka. Saat ini, hubungan antara orang tua murid dengan sekolah sangat jauh. “Sehingga, di sinilah letak hancurnya dunia pendidikam kita. Ya, semuanya harus diperbaiki lagi demi kebaikan anak-anak kita juga,” imbuh Indang. (cr6/cr4)