PADANGPARIAMAN, METRO–Masih muda dan memiliki masa depan yang baik, Mery Nasrida (22), nekat mengakhiri nyawanya dengan cara tak wajar. Mahasiswi di Lubukalung, Kabupaten Padangpariaman ini, ditemukan tergantung dengan seutas tali nilon di fentilasi rumah, Rabu (9/11) siang.
Penemuan sosok tubuh Mery tergantung di rumahnya, di Kapuah, Nagari Koto Baru, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padangpariaman, sekitar 13.00 WIB tersebut, membuat keluarga shock. Warga dan tetangga dari mahasiswi ini juga tidak menduga jika Mery nekat bunuh diri.
”Kasus kematian mahasiswi dengan cara tidak wajar ini telah ditangani aparat Polres Padangpariaman. Namun, kita belum mengetahui penyebab mahasiswi ini menghabisi nyawanya dengan seutas tali nilon itu,” ungkap Kapolres Padangpariaman AKBP Rudi Yulianto, Kamis (10/11).
Saat mendapat informasi ada mahasiswi bunuh diri, menurut Kapolres, petugas dari Polsek Sungaisariak langsung berada di lokasi. Selain mengumpulkan keterangan dari pihak keluarga, polisi juga menghimpun informasi dari warga.
”Sedangkan dari hasil visum dari tim dokter Puskesmas Padang Sago, tidak ditemukan tanda-tanda luka atau mencurigakan di tubuh korban. Setelah visum, jasad korban diambil pihak keluarga dan baru dikuburkan Kamis (10/11) di pandam perkuburan keluarga,” pungkas AKBP Rudi.
Hingga kemarin, tak ada yang mengetahui penyebab bunuh diri mahasiswi cantik kelahiran 13 September 1993 itu. Terlebih di STKIP YDB tempatnya kuliah, Mery yang tercatat sebagai mahasiswa BP 2012 program studi pendidikan matematika, dikenal tertutup dalam pergaulan.
Ketua Prodi Pendidikan MTK STKIP YDB, Mira Amelia Amri mengatakan, dirinya mengenal Mery sebagai sosok mahasiswi yang baik selama perkuliahan.
“Mery itu memang kurang antusias bergaul di kampus. Sebab dia orangnya tenang-tenang saja,” ujar Mira.
Sedangkan masalah nilainya selama kuliah, bagi Mira terbilang standar. Mery, menurutnya tidak terlalu aktif dalam pembelajaran. Masalah nilai Mery, katanya, tidak baik dan tidak pula buruk. ”Seharusnya, mahasiswi kami yang malang ini, menyelesaikan praktik lapangannya tahun 2015. Namun dia gagal karena hanya sekali masuk selama praktik tersebut,” katanya.
Kendati demikian, Mira sudah pernah melakukan mediasi terkait masalah tersebut dengan guru pamong di sekolah tempat Mery praktik, yaitu di SMAN 4 Pariaman. Namun Mira tidak menemukan ada masalah Mery dengan pamongnya di sekolah itu.
”Dia (Mery, red) gagal praktik di SMAN 4 Pariaman murni karena tidak pernah masuk. Untuk itu saya menyarankannya mengulang praktik tahun 2016 ini di SMK YDB Lubukalung,” ujarnya.
Sedangkan, Nayung (25), teman praktik Mery di SMK YDB mengatakan, sebelum kejadian tersebut dia masih melihat Mery datang untuk praktik mengajar ke SMK YDB Lubukalung. Namun dia tidak melihat adanya sikap aneh Mery. “Memang dia meminta izin untuk pulang lebih cepat, yaitu sekitar pukul 09.30 WIB. Saya tentu kaget mendengar kejadian ini,” katanya singkat.
Terpisah, Wakil Kapolsek Sungaisariak, Iptu Zulfikar mengatakan, pihaknya saat ini sedang dalam proses pendalaman kasus bunuh diri yang dilakukan Mery. Namun pihaknya sudah mendatangkan tim medis guna memastikan kematian Mery itu, murni karena gantung diri, Rabu (9/11) siang. ”Kami dapat kabar kejadian ini sekitar pukul 12.30 WIB, Rabu (9/11). Sekarang kasus ini sedang penyelidikan,” pungkasnya.
Kemarin, rumah Mery terlihat ramai kunjungan. Baik warga, kerabat, ataupun pihak kampus STKIP YBD. Jenazah wanita muda itu baru dikuburkan, Kamis (10/11) siang. Sedangkan orang tua Mery tak dapat ditemui setelah kejadian tersebut. (efa/rpg)