DHARMASRAYA, METRO–Makin edan saja aksi predator anak yang berkeliaran mencari ”mangsa” barunya. Di Kecamatan Kotobesar, Kabupaten Dharmasraya, sekitar delapan siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) di daerah itu, dicabuli oleh guru honorer Pendidikan Agama Islam. Ironis.
Aksi guru agama ini, BN terungkap setelah orang tua dari beberapa siswi melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Dharmasraya. Sayangnya, guru cabul ini lebih dulu kabur. Hingga kemarin, BN masih diburu aparat kepolisian.
Kapolres Dharmasraya AKBP Lalu Muhammad Iwan Mahardan didampingi Kanit PPA Brigadir Wira Devita, membenarkan ada laporan terhadap guru honorer dengan inisial BN. Guru ini diduga telah melakukan asusila kepada delapan siswinya di ruangan kelas.
”Laporan telah kami terima kasus ini sedang diselidiki mencari dan mengumpulkan beberapa barang bukti serta memanggil beberapa orang saksi untuk dimintai keterangan dari sekolah tersebut, terutama terhadap kepala sekolah,” ungkap Kapolres.
Ditambahkan Kanit PPA, Brigadir Wira, keberadaan pelaku hingga kini masih dicari. Belum diketahui dimana pelaku bersembunyi.
Dijelaskan Wira, seorang anak keceplosan berbicara sama ibunya. Ketika itu, ibu korban memegang paha anaknya dengan spontan sang anak, menyebut jika bapak gurunya juga suka megang-megang paha di kelas. Mendengar pengakuan anaknya, sang ibu curiga. Si ibu meminta anaknya bercerita apa saja yang sudah dilakukan si guru tersebut di sekolah.
”Dari keterangan pelapor, pelaku melakukan perbuatan itu di ruangan kelas saat istirahat pelajaran. Pelaku mengajak korbannya main games di HP android. Ketika anak-anaknya asyik bermain games, pelaku beraksi dengan meraba paha anak-anak itu sampai kepada alat kelamin,” ungkap Brigadir Wira.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Anak Badan Pemberdayaan Masyarakat Lembaga-Lembaga Nagari Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPML2NPPKB) Kabupaten Dharmasraya, Sarbaini mengutuk perbuatan guru yang tidak senonoh terhadap muridnya.
Katanya, pihaknya ikut mendampingi para orang tua dalam membuat laporan polisi ke Polres Dharmasraya, dengan tujuan pihak terkait untuk bisa mengungkap kasus tersebut hingga tuntas dan pelakunya bisa tertangkap secepat mungkin oleh polisi.
”Kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur ini akan terus mendampingi hingga kasus ini sampai kepengadilan, dengan semua biaya akan ditanggung Pemkab Dharmasraya tentang,” ucapnya. Sarbaini menjelaskan, ke-8 siswi tersebut telah dibawa ke RSUD untuk visum. Hasil visum, tidak ada kerusakan di alat kelamin pelaku.
Dari delapan korban, hanya satu korban yang tak mau divisum. Satu murid itu trauma dan takut. ”Diduga satu korban yang trauma bukan hanya diraba saja, melainkan sudah lebih dari itu,” tukas Sarbaini. (w)