Lelaki yang membunuh istrinya, Yuli (26) telah diamankan di Mapolsek Lubukbegalung.
PADANG, METRO–Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga, akhirnya jasad Yuli (26) yang ditemukan bersimbah darah di rumah kos, Jalan Koto Tanjung No 11 RT 002 RW 005, Kelurahan Gurun Laweh, Minggu (22/10) lalu, diautopsi. Secara fisik, korban mengalami luka tusuk di leher, leher belakang 2 lubang, punggung 10 lubang, sedangkan wajah korban hancur akibat dihantam batu.
Kapolsek Lubeg Kompol Asril Prasetya mengatakan, autopsi dilakukan setelah keluarga korban tiba dari Mentawai. Jenazah ibu muda yang dibunuh mantan suaminya itu, pun langsung diserahkan. ”Autopsi dilakukan dua jam. Setelah itu, jasad korban diberikan ke keluarga,” kata Asril.
Untuk melengkapi berkas kasus, penyidik telah memeriksa 10 saksi. Setelah Berita Acara Pemeriksaan (BAP) lengkap, kepolisian akan melakukan reka ulang. “Hasil autopsi belum keluar. Pelaku, Defrizon (46) masih ditahan di tahanan Polsek Lubeg,” tukas AKP Asril.
Misteri tewasnya ibu muda beranak satu, Yuli (26), di atas ranjang dalam rumah kosnya di Jalan Koto Tanjung No 11 RT 002 RW 005 Kelurahan Gurun Laweh, Kecamatan Lubukbegalung, terkuak. Pekerja kafe ini dibunuh secara sadis oleh mantan suaminya, Defrizon alias Ade (36) yang ingin rujuk.
Siapa dalang pembunuhan Minggu (23/10) siang itu, terungkap ketika pelaku Defrizon, mendatangi rumah Yuli untuk melihat kondisi anak mereka yang masih berumur 2 tahun. Defrizon diketahui tidak ikut membunuh anaknya yang masih bayi itu. Warga menemukan bayi Yuli dengan kondisi pakaian sudah dilumuri darah.
Tidak ada yang menyangka jika Defrizon bisa berbuat kejam terhadap Yuli, mantan istri yang sudah memberikannya satu anak itu. Untuk mengelabui warga, Defrizon pun mendatangi rumah mantan istrinya itu, Minggu malam. Ia berniat membawa pergi bayi yang tak ikut dibunuh bersama ibunya itu.
Saat mendatangi rumah duka, ia menunjukkan raut wajah sedih. Namun, usaha Defrizon mengelabui warga dan petugas tak berlangsung lama. Petugas Intel, Satreskrim Polsek Lubeg, serta Tim Opsnal Polresta Padang yang sudah melakukan penyelidikan dan mengumpulkan kesaksian dari sejumlah warga, sejak Minggu siang hingga malam, langsung menangkapnya.
”Defrizon mendatangi rumah kos, tempat korban ditemukan tewas. Dia datang dengan wajah sedih berpura-pura ikut berduka cita atas kepergian mantan istrinya itu. Selain itu, ia juga berniat membawa pergi anak dia dengan Yuli,” ungkap Kapolresta Padang Kombes Pol Chairul Aziz melalui Kapolsek Lubeg Kompol Asril Prasetya.
Akan tetapi, polisi yang sudah mengumpulkan cukup bukti, langsung menangkap pelaku. Saat dibawa ke Mapolsek Lubeg, awalnya pelaku bungkam dan tidak mau mengaku.
Akhirnya, aparat kembali membawa Defrizon ke tempat pertama kali Yuli ditemukan dengan tubuh berdarah-darah. Polisi memerlihatkan ceceran darah di rumah kos itu. Saat itulah, pelaku menangis dan mengaku telah membunuh mantan isterinya.
Cerita pun mengalir dari mulut Defrizon. Kepada polisi dia mengaku, ingin mengajak Yuli untuk rujuk. Tapi, Yuli menolak.
Kemarahan menyebabkan Defrizon hilang akal sehatnya. Ia membunuh Yuli. Ibu muda ini dibunuh menggunakan batu dan senjata tajam jenis pisau.
”Saya tidak terima, dan kalau bukan dia yang memulai, saya tidak akan membunuhnya,” sebut Defrizon, yang tidak menunjukkan rasa penyesalan karena sudah menghabisi nyawa mantan istrinya itu.
Pelaku menjawab semua pertanyaan wartawan dan polisi dengan lantang.
”Pada tanggal 10 Oktober 2016, saya menjatuhkan talak tiga kepada Yuli. Setelah talak, dia meninggalkan saya dan membawa anak hasil pernikahan kami. Yuli tinggal di kos. Sejak saat itu, saya berusaha membujuk Yuli untuk rujuk kembali, tapi selalu ditolak. Dia mengeluarkan kata-kata kotor,” ungkap Defrizon.
Pengakuan pelaku, ia nekat menghabisi nyawa mantan istrinya karena sudah kesal, ajakan rujuk ditolak. Korban dihabisi dengan pisau dan batu. Pelaku memukulkan batu ke pipi kiri dan pipi kanan mantan istrinya itu.
Melihat korban sudah tidak berdaya, pelaku malah makin menjadi-jadi. Dalam keadaan emosi, Defrizon mengambil pisau dapur dan menusukkan ke arah leher kiri korban.
”Saya juga mengambil pisau samurai kecil di dalam tas Yuli, lalu menusukkan ke leher dia sebanyak dua kali. Sehingga, Yuli tersungkur ke atas tempat tidur. Saat itulah, saya menusukkan pisau samurai kecil itu ke tubuh dia membabi-buta,” jelas Defrizon. (rg)