Tiga preman berhasil ditangkap aparat Denpom ¼ Padang. Sedangkan 4 pelaku lainnya masih diburu.
PADANG, METRO–Mata Kopda Erson tajam mengawasi pria yang berdiri di belakang seorang wanita, di kawasan bundaran air mancur Pasar Raya Padang. Ketika tangan si pria akan beraksi dan hendak mencopet tas milik si wanita, anggota TNI itu langsung menegur. Namun, siapa sangka niat tulus untuk membantu korban pencopetan itu, menjadi petaka bagi anggota Denma Korem 032/Wirabraja itu.
Tak terima aksinya ”digagalkan”, pria yang diduga preman pasar tersebut mendatangi Kopda Erson, yang tengah duduk di kawasan bundaran air mancur bersama anaknya, Selasa (25/10) sekitar pukul 17.30 WIB. Preman ini datang bersama teman-temannya sesama urang bagak di Pasar Raya. Sekitar tujuh urang bagak mengeroyok Kopda Erson.
Anggota TNI itu tak berdaya, kepala dan mukanya dihantam benda tumpul yang dipakai oleh para pelaku. Sementara teriakan minta tolong anak korban yang melihat sang ayah dihajar tak satupun didengar oleh pedagang lain yang terlihat ketakutan dengan aksi brutal para preman.
Puas menghajar korban hingga tak berdaya, para pelaku langsung meninggalkan korban yang sudah berdarah-darah. Saat itulah, warga dan pedagang baru berani mendekati anggota TNI tersebut dan melarikannya ke RST Reksodiwiryo, di Ganting.
”Satu anggota kita dikeroyok di bundaran air mancur. Pengeroyakan diduga karena para pelaku tidak terima aksinya untuk mencopet dihalangi oleh Kopda Erson,” ungkap Dandenpom 1/4 Padang, Letkol CPM Didik Hariadi melalui Wadan Denpom, Mayor CPM Alhendri, Rabu (26/10).
Dari keterangan Kopda Erson di rumah sakit, sore itu ia tengah duduk di bundaran air mancur usai menjemput anaknya di sekolah. Tanpa sengaja, Kopda Erson melihat ada pencopet tengah beraksi. Korban pun menegur dan menasehati pelaku.
”Setelah itu, pelaku pergi meninggalkan korban. Namun, tak lama kemudian saat korban tengah mencicipi gorengan, tiba-tiba saja datang sekelompok pemuda, diperkirakan berjumlah 7 orang. Satu orang diantara yang datang itu adalah pencopet yang ditegur oleh Kopda Erson,” jelas Mayor Alhendri.
Tak ada sepatah katapun sempat terlontar, para preman itu, langsung menyerang Kopda Erson dengan berbagai benda keras seperti kayu, batu dan kursi. Korban sempat berusaha melindungi diri dengan melawan namun korban kalah jumlah, dan akhirnya jadi bulan-bulanan preman itu.
Sementara itu, anak korban yang masih duduki di bangku Sekolah Dasar (SD) berteriak histeris meminta tolong, tapi tidak ada satupun orang di lokasi itu berani membantu korban. Para pedagang, orang-orang disana hanya bisa menyaksikan komplotan preman itu memukuli korban hingga tak berdaya.
Ditangkap
Hanya beberapa jam setelah pengeroyokan, Denpom 1/4 Padang langsung melacak identitas para pelaku. Tiga pelaku berhasil ditangkap. Sementara empat orang masih diburu.
”Penangkapan para pelaku setelah kita meminta keterangan dari para pedagang dan orang-orang yang menyaksikan pengeroyokan di bundaran air mancur. Dari kesaksian merekalah kita mendapatkan nama-nama pelaku,” jelas Mayor Alhendri.
Tiga pelaku yang sudah diamankan adalah, MR (16), AZ (30), dan AR (41). Ketiganya diringkus Rabu (26/10) siang saat tertidur di rumah. ”Setelah dilakukan pemeriksaan di Mako Denpom, ketiga pelaku diserahkan ke Polresta Padang. Motif para pelaku ini diduga karena kesal dilarang oleh korban saat hendak mencopet. Kita perlakukan ketiganya selayak masyarakat biasa. Kita tidak ada tindakan kekerasan terhadap pelaku,” katanya.
Mayor Alhendri menambahkan, terkait pelaku lain yang belum berhasil ditangkap, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan jajaran Polresta Padang untuk memburu keempat pelaku. Selain itu, Denpom 1/4 Padang selalu siap untuk melacak keberadaan preman yang mersahkan masyarakat.
”Dari hasil pemeriksaan jumlah pelaku diketahui berjumlah tujuh orang. Ke depan, dengan masih ditemukannya aksi premanisme di Kota Padang, kami akan melakukan pertemuan dengan Pemko Padang dan kepolisian untuk menggelar operasi pemberantasan premanisme sehingga Padang bebas aksi premanisme,” ungkap Alhendri.
Sementara Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 032/Wirabraja, Mayor Kav Deswanto membenarkan anggotanya menjadi korban kekerasan preman pasar. ”Kondisinya sudah mulai membaik walau masih lemah. Kopda Erson mengalami luka robek dan lebam di bagian kepala. Untuk proses pelaku yang telah ditangkap kita serahkan ke pihak Denpom dan kepolisian,” pungkas Deswanto. (rg)