Menurut saksi mata, Ujang (53), mengatakan korban mengalami luka serius hingga langsung menghembuskan nafas terakhirnya. Melihat kejadian itu, masyarakat sekitar langsung mengevakuasi korban dan berkoordinasi dengan kepolisian.
”Setelah mengeluarkan korban dari dalam mobil, korban langsung dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans Basarnas. Diduga korban tidak mendengar adanya kereta api yang akan melintas padahal warga sudah menyoraki, tapi mobil tetap melaju,” terangnya.
Mendapat laporan adanya kecelakaan, jajaran Polsek Koto Tangah langsung mendatangi tempat kejadian peristiwa (TKP). Di lokasi TKP, pihak kepolisian langsung mengatur lalulintas yang sempat macet akibat beberapa pengendara yang melintas di lokasi berhenti melihat kejadian.
Namun kondisi itu tidak berlangsung lama, jajaran Polsek Kototangah langsung mengatur lalulintas agar kemacetan tidak berlatut lama. Selanjutnya, petugas langsung melakukan olah TKP dan mencatat identitas korban dan saksi mata.
Titin (34), saksi mata lain mengungkapkan, kejadian begitu cepat dan beberapa warga lain telah mencoba memberikan peringatan kepada korban namun tidak mendengar. “Bahkan kereta api telah membunyikan klaksonnya beberapa kali namun korban tidak mendengarnya. Mungkin karena kaca mobil korban yang tertutup,” tuturnya.
Kapolsek Kototangah Kompol Jon Hendri, menyebut kasus kecelakaan kereta api makin rawan terjadi perlintasan KA di Kototangah.
Jon Hendri menghimbau, agar pengendara yang melintasi rel kereta api tanpa mengunakan plang pintu terus berhati-hati. Diharapkan menurunkan kaca mobil saat melewat kawasan tanpa palang pintu. ”Jangan mendengarkan musik saat mengemudi, lihat kiri dan kanan ketika melewati rel kereta api tanpa plang pintu. Tetap selalu berhati-hati dan jangan tutup kaca mobil ketika melintas,” pungkasnya. (rg)