Bayi merah yang diduga baru dilahirkan ibunya, Jumat (27/5) dirawat dalam inkubator untuk menghangatkan atau memanaskan suhu tubuh bayi tak berdosa itu.
PADANG, METRO–Ibu mana yang tega membuang bayi nan baru dilahirkan, lalu diletakkan begitu saja ditumpukan sampah? Bayi dengan tali pusar masih melilit, dan darah masih melekat di tubuh mungilnya, ditemukan tanpa sengaja oleh seorang pemulung saat mengais sampah di dekat jembatan Marapalam, Kecamatan Padang Timur, Jumat (27/5) sekitar pukul 11.15 WIB. Ada suara tangisan di sana.
Saat ditemukan, diperkirakan umurnya baru sekitar 5 jam. Tali pusarnya (plasenta) masih melilit dan bercampur bau sampah dengan kondisi suhu tubuh turun akibat kedinginan. Pemulung itu langsung melaporkan penemuannya ke Mapolsekta Padang Timur.
Melihat kondisi bayi berkulit putih dengan berat 1,7 kilogram dengan panjang sekitar 45 cm yang semakin mendingin, polisi bersama pemulung itu langsung menbawanya ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Cicik, Jalan dr. Soetomo, No. 94 Marapalam, untuk mendapat pertolongan medis.
Setelah mendapatkan pertolongan medis, dan bayi tersebut mulai membaik dan stabil, untuk kepentingan penyelidikan, bayi terdebut dirujuk ke RS. Bhayangkara. Sekretaris Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Cicik, Fani Jeaniva Merisca membenarkan, bahwa sekitar pukul 11.00 WIB, seseorang mengantarkan bayi yang ditemukan di dalam bak sampah, dan kondisi bayi itu memang harus dilakukan pertolongan medis.
“Setelah dibawa ke sini, kami langsung membersihkan bayi itu dan memberikan bayi itu oksigen serta dimasukkan ke dalam inkubator untuk memanaskan tubuh bayi merah itu. Setelah itu kita berikan pertolongan oleh dokter dan perawat sehingga bayi itu bisa kembali pulih dan kembali stabil,” sebut dr Fani.
Setelah dibawa UGD Rumah Sakit Ibu dan Anak Cicik, lalu bayi itu diberikan pertolongan dengan dimasukan ke dalam inkubator. Tubuhnya dipanaskan karena hipertomi (suhu tubuh) saat ditemukan dingin.
“Setelah tali pusarnya dipotong, bayi itu lalu diberikan oksigen. Saat dibawa ke UGD bayi merintih karena kekurangan oksigen. Diperkirakan bayi itu berusia sekitar lima jam,” kata dr. Dewi Satriani, dokter jaga.
Dewi menambahkan, bayi itu juga mendapat perawatan dengan memberikan obat berupa suntik vitamin, karena memang harus dilakukan terhadap bayi yang baru lahir, karena hipotermi (suhu tubuh) bayi terlalui dingin dan dipanaskan dalam inkubator.
“Kondisi bayi itu relatif stabil jika dilihat sekilas, dan beruntung cepat ditemukan, jika terlambat diberikan pertolongan bisa berdampak buruk. Bayi ini kita perlakukan seperti bayi yang biasa yang lahir di rumah sakit ini,” ujarnya.
Setelah mendapat pertolongan di rumah sakit Ibu dan Anak Cicik, kemudian bayi itu dirujuk ke Rumah sakit Bhayangkara Polda Sumbar. Terlihat di rumah sakit itu, bayi tersebut tidur nyenyak dengan senyum manis.
Salah seorang perawat yang menangani bayi tersebut, Vina mengatakan saat diserahkan, suhu tubuh bayi mungil itu dalam keadaan kedinginan, dan dibungkus kain panjang dan kain sarung. Bayi itu langsung diberikan pertolongan untuk menstabilkan kembali kondisinya.
“Perempuan yang membawa bayi itu kesini didampingi polisi. Bayi itu bau apek, bercampur bau sampah Setelah dicek keadaannya, bayi itu kemudian dibawa ke UGD untuk mendapat pertolongan,” katanya.
Sementara itu, Kepala RS Bhayangkara Polda Sumbar Kompol Tasrif menambahkan, pihaknya memang menerima pasien, yang mana seorang bayi yang diantar oleh petugas Polsekta Padang Timur, dan pihaknya juga melakukan perawatan terhadap bayi. “Kondisi bayinya sudah mulai membaik,” ujarnya.
Terpisah, Kapolresta Padang AKBP Chairul Aziz melalui Kapolsek Padang Timur Kompol Febgendri didampingi Kanit Reskrim, Iptu Jaswir ND, membenarkan penemuan bayi tersebut. Bayi tersebut ditemukan warga masih dalam kondisi berdarah, diduga baru saja dilahirkan langsung ditelantarkan di tong sampah.
Untuk menindaklanjuti kasus tersebut, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa orang tua dari bayi itu. Anggotanya juga telah disebar di lapangan untuk mencari informasi dari warga.
“Orang tuanya belum kita temukan. Kita masih mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi di lokasi. Selain itu, untuk upaya penyelidkkam, Kita juga akan mendata siapa saja yang baru melahirkan, dengan mendatangi rumah sakit bersalin yang ada,” kata Febgendri. (rg)