Murid SD 09 Suraugadang, Kecamatan Naggalo dirawat di RSUD Sungaisapih. Belasan murid mengalami muntah, mual dan pusing setelah jajan nugget serta ayam yang dijual pedagang.
PADANG, METRO–Belasan murid Sekolah Dasar (SD) 09 Suraugadang, Kecamatan Nanggalo, keracunan setelah mengonsumsi jajanan di luar sekolah, Kamis (26/5) pukul 08.00 WIB. Sekitar 12 anak mengalami muntah, mual dan pusing saat menjalani ujian kenaikan kelas. Kepanikan terjadi karena seluruh anak-anak nampak pucat dan kesakitan.
Saat melihat para muridnya kesakitan, seluruh guru langsung membawa anak-anak tersebut keluar kelas. Petugas Puskesmas pun datang untuk memberi pertolongan awal. Namun, karena kondisi belasan murid makin lemah, akhirnya anak-anak tersebut dibawa ke RSUD Rasidin.
Wakil Kepala SD 09 Suraugadang Warni mengatakan, kejadian berawal ketika ujian kenaikan kelas dengan mata pelajaran IPS sedang berlangsung. Sebelum ujian, para murid terlebih dahulu mengikuti olahraga pagi. Sebelum masuk kelas, sebagian murid ada yang jajan di luar pekarangan sekolah.
”Namun ketika ujian tengah berlangsung, tiba-tiba satu persatu murid mengeluhkan pusing, mual, serta muntah-muntah. Anak-anak ini adalah murid kelas 3, 4 dan 5 mengalami keracunan,” kata Warni.
Anak-anak mulai merasakan sakit sekitar pukul 08.00 WIB. Sebagian murid yang sakit menyebut baru saja memakan nugget dan tahu goreng yang ditaburi tepung. Jajanan itu dijual oleh pedagang yang biasa berjualan di depan sekolah, Irsal (51), warga Jalan Perjuangan Raya, Kelurahan Kuraopagang, Kecamatan Nanggalo.
Sekitar 12 anak yang dilarikan ke RSUD adalah, Habibullah (11), M. Riyan (11), Alfin Putra (11), Diki Renata (11), Salman (10), Nurmaita Ainai (11), Najla Haika (9), Anita Febriani (9), Apriliani (9), Haikal Musri Syahdi (9), Fajrul Huda (9), Zainul Saputra (10).
Salah seorang murid, Habibullah ketika dijumpai di UGD, mengatakan ia membeli ayam tepung goreng pakai saus dari penjual yang berada di luar sekolah. Ia membeli makanan itu sebelum masuk ke dalam sekolah, sebab kalau masuk sekolah tidak boleh lagi jajan di luar.
”Ayam goreng itu dibeli seharga Rp2 ribu. Saya sudah sering membelinya, dan tidak sakit. Namun, saat membeli Kamis pagi saya merasa sakit perut dan muntah. Saya langsung beritahu guru dan saya dibawa ke rumah sakit,” kata Habibul.
Hal serupa juga disebut Alfin Putra. Ia merasakan sakit perut setelah membeli ayam goreng dengan saos itu.
Sementara, Gusniwati (36), orang tua murid yang menjadi korban keracunan, kaget setelah diberitahu pihak sekolah. Kaget, Gusniwati bergegas ke RSUD untuk memastikan kondisi putranya itu.
”Saya langsung lemas, setelah mengetahui itu. Setiba di rumah sakit saya perhatikan kondisi anak saya sudah mulai stabil. Saya berharap penjual makanan itu diberikan sanksi tegas, agar tidak ada lagi korban,” sebut Gusniwati saat dijumpai di RSUD.
Sampel Diambil
Sementara, Kasi Kefarmasian DKK Padang, Indrawati mengungkapkan untuk memastikan penyebab keracunan, pihaknya telah mengambil sampel berupa sisa makanan chicken nugget dan spesimen (muntah) korban untuk diteliti.
”Kita sudah bawa sampel makanan serta muntah korban ke BPOM Padang untuk diperiksa guna mengetahui kandungan apa yang terdapat dalam makanan tersebut. Karena dari keterangan korban, mereka mengalami keracunan setelah memakan jajanan itu. Makanya kita akan teliti terlebih dahulu,” katanya.
Sementara itu, Kepala UPTD Kecamatan Dinas Pendidikan Kota Padang Menijastati, sangat menyayangkan atas kejadian ini, da ia langsung meninjau ke RSUD, dan ia juga meminta keterangan dari sekolah, dan ternyata murid tersebut jajan di luar sekolah ketika akan masuk sekolah.
“Diharapkan pada orang tua masing-masing murid agar mengawasi anaknya, dan selalu membekali anaknya dengan menbawa makanan dari rumah. Sebelum ke sekolah, diberikan sarapan, sehingga anak enggan untuk jajan sembarangan dan kejadian ini tidak terulang kembali ,” imbaunya.
Terpisah, Kapolresta Padang AKBP Chairul Aziz melalui Kapolsek Nanggalo AKP Gusdi mengatakan pihaknya, mengumpulkan bukti dan keterangan saksi terkait kasus keracunan belasan murid SD.
”Informasi sementara, diduga murid tersebut keracunan saat memakan jajanan yang dibeli di luar sekolah. Pedagang makanan sudah dipanggil untuk memberikan keterangan. Kita masih menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan, jika terbukti bersalah pedagang tersebut akan diproses sesuai hukum,” kata Gusdi.
Sementara itu, Wakil Kepala SD 09 Suraugadang Warni menambahkan, pihak sekolah selalu mengingatkan seluruh murid agar tidak jajan di luar sekolah. Anak-anak diminta untuk jajan di kantin sekolah.
Warni menuturkan, sebelum kejadian ini, wali murid juga pernah melapor kepada pihak sekolah, bahwa anaknya pernah mengalami muntah setelah jajan di luar sekolah. Sang anak merasakan sakit sesampai di rumah dan mengaku memakan ayam goreng yang dijual pedagang keliling di luar sekolah.
Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Padang Surya Jufri mengatakan, DKK Padang harus memastikan penyebab keracunan yang dialami belasan murid SD 9. Apakah benar disebabkan oleh kurang sterilnya jajanan, atau karena penyebab lain.
”Harus dipastikan penyebab anak-anak kita ini keracunan. Sehingga bisa diambil langkah pencegahan untuk ke depannya. Dan tak ada lagi anak-anak kita yang keracunan dan membahayakan keselamatan mereka,” kata Surya Jufri.
Menurut kader Demokrat ini, pihak sekolah harus menyikapinya dengan serius. Pasalnya, dugaan keracunan berakibat fatal. Dapat membahayakan nyawa peserta didik. Selama jam sekolah, pihak sekolah sebaiknya betul-betul jeli memperhatikan keselamatan siswa. Ke depan, peringatan pada siswa agar memperhatikan jajanan yang dikonsumsi harus dilakukan secara kontiniu.
Upaya jangka panjang, disarankan sekolah membuat kantin sekolah. Dengan begitu, pengawasan akan lebih efektif mengingat banyaknya jajanan di luar pekarangan sekolah yang luput dari pantauan pihak sekolah. “Kantin ini penting juga kedepannya,” ungkapnya.
Pemerintah kota juga diminta melakukan pengecekan jajanan di sekitar sekolah. Lalu menginventarisir kejadian serupa sebelumnya. Bila ada kesamaan, atau mungkin terdapat unsur kesengajaan, sebaiknya diselesaikan di ranah hukum agar ada efek jera.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Padang Habibul Fuadi mengaku, belum mendapat laporan kasus keracunan murid SD 09. ”Saya coba cek dulu, soalnya saya sedang berada di laur kota. Jadi belum mendapat laporannya,” sebut Habibul.
Jika memang benar, Habibul berjanji akan mengimbau agar semua pedagang yang berjualan di area sekolah untuk menyediakan makanan yang sehat bagi para siswa. Sehingga kasus keracunan tidak terulang.
Selama ini, menurutnya, belum ada larangan bagi pedagang untuk berjualan di sekolah-sekolah. Karena itu menyangkut mata pencairan masyarakat sekitar. “Biasanya yang jualan itu masyarakat sekitar sekolah. Itu mata pencaharian mereka. Cuma ke depan, tolonglah jual makanan makanan yang sehat. Karena yang mengkonsumsi anak anak kita juga,” tegas Habibul. (rg/tin)















