JAKARTA, METRO
Kasus positif COVID-19 di Indonesia hingga Minggu (22/3) ditemukan merata di 20 provinsi yang ada. Dari 20 Provinsi tersebut ternyata Sumatera Barat masih aman dari kasus positif COVID-19.
Selumnya, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno sudah memastikan tak ada satupun warga Sumatera Barat yang teridentifikasi positif virus Corona. Sejauh ini semuanya masih negatif. Dari dua rumah sakit rujukan COVID-19, yakni RS Ahmad Mukhtar Bukittinggi dan RS dr Muhammad Dja mil Padang, semua pasien dipastikan negatif Corona.
Pernyataan Gubernur Sumbar tersebut ternyata dikuatkan dari data yang disampaikan, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto. Dimana dari 20 provinsi yang sudah ada kasus positif COVID-19, ternyata tidak termasuk provinsi Sumatera Barat.
Dari 20 provinsi tersebut, tercatat, sampai saat ini sudah 38 orang meninggal karena korona. Achmad Yurianto mengatakan, kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah sebanyak 64 kasus menjadi 450 kasus. Sementara kasus yang sembuh bertambah sebanyak sembilan orang menjadi 29 orang.
Provinsi yang memiliki kasus positif COVID-19 terbanyak yakni DKI Jakarta sebanyak 307 kasus. Kemudian diikuti dengan Jawa Barat sebanyak 59 kasus dan Banten sebanyak 47 kasus. Selanjutnya Jawa Timur dengan total 41 kasus. Jawa Tengah sebanyak 15 kasus, Kalimantan Timur sebanyak sembilan kasus dan DI Yogyakarta sebanyak lima kasus.
Selanjutnya tiga kasus ditemukan di Bali dan Sulawesi Tenggara. Dua kasus ditemukan masing-masing di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Satu kasus ditemukan masing-masing di Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Lampung, Riau, dan Maluku. Sedangkan enam kasus masih dalam proses verifikasi di lapangan.
Untuk kasus kesembuhan, paling banyak terjadi di DKI Jakarta dengan 22 kasus. Kemudian diikuti dengan Jawa Barat sebanyak lima kasus, Banten dan DI Yogyakarta sebanyak satu kasus.
Untuk jumlah kasus meninggal terbanyak juga terjadi di DKI Jakarta sebanyak 29 kasus, diikuti Jawa Barat sebanyak sembilan kasus. Kemudian Banten dan Jawa Tengah sebanyak tiga kasus. Bali sebanyak dua kasus meninggal.
Selanjutnya satu kasus meninggal di Jawa Timur dan Sumatera Utara. Penambahan kasus COVID-19 baru terjadi di Papua dan Maluku dengan jumlah dua kasus dan satu kasus.
6 Dokter Meninggal
Tenaga medis salah satu elemen yang berada di garis depan menyelamatkan pasien suspek korona. Mulai dari dokter, perawat, dan tenaga medis lainnnya. Mereka menyadari tugas yang menyelamatkan para pasien itu bertaruh nyawa. Risiko terbesarnya adalah kematian.
Risiko itu ternyata benar adanya. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan ada enam dokter meninggal dunia saat bertugas dalam memberantas Covid-19. Para dokter tersebut tertular dari pasien yang mereka tangani.
“Iya (benar ada 6 dokter) sudah di-publish oleh PB IDI,” kata Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Moh Adib Khumaidi, Sp.OT kepada JawaPos.com, Minggu (22/3).
Keenam pahlawan yang meninggal saat berjuang menyelamatkan pasien yang terinfeksi korona itu adalah dr. Hadio Ali, SpS; dr. Joko Judodjoko, Sp.B; dr. Laurentius P., Sp.Kj; dr. Adi Mirsaputra, Sp.THT; dr. Ucok Martin, Sp.P; dan dr. Toni D. Silitonga.
Moh Adib Khumaidi menyatakan, salah satu catatan dalam penanggulangan pasien korona adalah keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD) bagi dokter dan tenaga medis lainnya.
Juru Bicara Pemerintah Untuk COVID-19 Achmad Yurianto ikut angkat bicara atas meninggalnya para dokter. Atas nama pemerintah, Yurianto mengucapkan rasa berduka kepada rekan sejawatnya itu.
“Pemerintah prihatin dan berduka cita yang mendalam, sedalam-dalamnya atas beberapa tenaga kesehatan yang terpaksa menjadi korban COVID-19. Kami semua bersedih ini menimpa kita namun juga menghargai kerja luar biasa dan dedikasi para tenaga kesehatan yang sudah memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara,” kata Yurianto.
“Pemerintah bersedih untuk ini dan belasungkawa. Yakinlah kita dalam pengabdian dan profesional, memberikan yang terbaik untuk rakyat Indonesia,” tambahnya.
Salah satu dari 6 dokter yang meninggal dunia adalah dr. Hadio Ali, Sp.S. Selama hidupnya, Hadio dikenal sebagai dokter yang bertugas di RS Premier Bintaro. Hadio sempat dirujuk ke RS Persahabatan setelah mengalami perburukan dengan kondisi menggunakan ventilator. Hadio meninggal pada usia 34 tahun.
“Benar (confirmed almarhum bertugas di RS Premier Bintaro). Sudah di-publish di Instagram kami,” tutup Corporate Marketing Communication Aviv Ready kepada JawaPos.com. (hsb/jpc)