SAWAHAN, METRO
Para ibu rumah tangga (IRT) menjerit karena harga gula pasir tak lagi semanis rasanya. Biasanya kaum ibu membeli gula pasir per kilogram dengan harga Rp12 ribu. Namun sekarang harganya mencapai Rp17.500 per kg.
Salah seorang IRT, Sari (29) merasa kaget dengan naiknya harga gula pasir. Dua hari sebelumnya harga masih normal dan tak memberatkan bagi kaum ibu. Ia meminta kepada pemerintah agar menelusuri kenaikan dan mencarikan solusi terkait persoalan ini.
Ros (45), IRT lainnya membenarkan kenaikan gula pasir tersebut serta ia menilai kenaikan dampak dari virus corona. “Bisa saja karena dampak virus corona, sehingga stok yang masuk dibatasi ke pedagang oleh agen,” ujarnya.
Ia meminta kepada pihak berwenang untuk melakukan sidak ke lapangan. Sehingga bisa diketahui apa persoalan yang terjadi di lapangan serta indikasi penimbunan jika ada bisa dicegah.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang, Endrizal mengatakan, menindaklanjuti kenaikan harga gula ini, pihaknya langsung turun ke lapangan bersama PPI di kawasan Blok III Pasar Raya Padang.
Menurut Endrizal, hasil sidak ke lapangan, kenaikan memang dampak virus corona dan indikasi penimbunan tak ada dilakukan pedagang dan disributor. “Harga sekarang sudah Rp16 ribu per kg. Sidak kenaikan akan berlangsung selama sepekan dengan pelaksanaan bergulir di pasar-pasar satelit di Kota Padang,” ujarnya.
Jika ada pedagang yang bermain ungkapnya, maka Disdag akan beri sanksi tegas. Dan kepada warga, mari laporkan jika ada yang melihat agen yang menimbun. Jika terbukti Disdag akan sanksi tegas.
Anggota Komisi II DPRD Padang, Surya Jufri meminta kepada Disdag untuk mencarikan solusi atas masalah ini serta melakukan pengawasan secara rutin. “Disdag harus operasi besar-besaran hingga ke pasar kaget yang beroperasi,” ujar kader Demokrat ini.
Kepada pedagang, ia meminta agar menjual gula sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ada. Kemudian ia berharap agar pedagang tidak menimbun barang, supaya warga tak kesulitan mendapatkan kebutuhan yang diperlukan. (ade)