ilustrasi
LIMAPULUH KOTA, METRO–Akhirnya otak pelaku perampokan di rumah Biro PLN di Jorong Sopang, Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Syafrizal alias Icap maek (30) asal Manggilang, menyerahkan diri, Kamis (21/4) sekitar pukul 23.30 WIB. Bandit Manggilang ini mengaku dihantui ketakutan sejak kejadian pada akhir 2015 lalu.
”Pelaku menyerahkan diri, Kamis malam. Dia datang ke Mapolres diantar oleh keluarganya,” ungkap Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus S didampingi Wakapolres Kompol Eridal, Kasat Reskrim AKP Diky Pertopan Bahrel, dan Kasubag Humas Iptu Efrizul, Jumat (22/4) siang.
Icap Maek, menyerahkan diri karena merasa dihantui rasa bersalah sejak ditetapkan jadi buronan atas kasus perampokan satu keluarga dan dugaan pemerkosaan terhadap anak di bawah umur. Rekan-rekan Icap Maek sebelumnya sudah tertangkap, bahkan 1 di antaranya bernama Rafi meregang nyawa akibat ditembak polisi karena melawan saat ditangkap di Riau, 30 Januari lalu.
Sementara dua rekan lainnya, Anggil dan CP sudah terlebih dahulu dibekuk jajaran Satreskrim Polres Limapuluh Kota di Riau dan Manggilang. Bahkan saat penangkapan CP, tim Brimob Polda Sumbar serta dibantu Polres Bukittinggi, Payakumbuh mengobrak-abrik Kampung Manggilang.
Dari pencarian kawanan rampok yang kerap meresahkan masyarakat di sepanjang jalan raya Sumbar-Riau, juga menyasar ke rumah-rumah penduduk dengan ganas kawanan rampok ini tidak segan-segan melukai, menganiaya, membunuh bahkan memperkosa anak-anak.
Ketika penggeledahan Kampung Manggilang itu, Icap Maek berhasil kabur ke hutan di Nagari Manggilang. Berhari-hari berada dalam hutan, Icap Maek mengaku berteduh dan bermalam dari dangau (pondok) di kebun warga, bahkan dalam goa yang gelap gulita.
Terakhir dirinya sempat keluar dari tempat persembunyiannya di hutan belantara yang masih perawan dengan binatang buas yang ganas, menuju Kota Solok. Hingga akhirnya merasa bersalah dan langsung menyerahkan diri ke-Mapolres Limapuluh Kota dihantarkan keluarganya.
”Saya bersembunyi di hutan Mangilang, kemudian pergi ke Solok. Saya malam di hutan, dalam gua, gubuk petani, serta di bawah pohon. Selama berada dalam hutan saya hanya mengkonsumsi gula aren,” ungkapnya di hadapan polisi.
Disampaikannya, salah satu faktor yang menyebabkan dirinya menyerahkan diri karena sering dihantui oleh perasaan takut jadi buronan.
Terlibat Pemerkosaan
Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus S menyebut, selain Icap Maek terlibat kasus curas, juga terlibat dalam tindak permerkosaan anak di bawah umur.
Sebelumnya, Polres Limapuluh Kota berhasil menangkap dua dari tiga DPO terkait kasus pencurian disertai kekerasan (curas) di Nagari Mangilang.
Dua dari tiga tersangsa tersebut adalah Anggil, dimana pelaku ditangkap di Lagoka Kecamatan Tampan Riau pada pukul 16.00 WIB tanpa adanya perlawanan kepada petugas.
Setelah penangkapan tersebut maka dilakukan interogasi terhadap Anggil, maka diketahui Rafi berada perkebunan sawit di Desa Tambak Langgam Riau.
Mendapat keterangan itu, kata dia, tim menuju kesana dan sampai di lokasi pukul 02.00 WIB lansung melakukan pengepungan terhadap rumah Rafi dan membangunkan agar ia menyerahkan diri.
Akan tetapi ia tidak menghiraukan petugas dan berupaya melarikan diri. Melihat kondisi tersebut, polisi lansung memberikan tembakan peringatan. Akan tetapi ia tidak menghiraukan, lalu petugas memberikan tembakan melumpuhkan yang mengenai paha dan lututnya.
Setelah itu, Rafi langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Riau untuk diberikan pertolongan, namun di tengah perjalanan nyawanya tidak dapat diselamatkan.
Apresiasi Aparat
Camat Pangkalan Andri Yasmen, masyarakat Pangkalan merasa lega dan senang tertangkapnya lima orang diduga kawanan perampok yang sering meresahkan masyarakat di Pangkalan.
Tidak hanya warga Pangkalan, tetapi pengguna jalan Sumbar-Riau kini merasa plong dengan ditangkapnya penjahat yang kerap mengumbar aksi kejahatan kepada masyarakat dan pengguna jalan.
“Kita mendukung dan me-back-up tugas kepolisian karena menyangkut hajat hidup orang banyak serta penegakan hukum. Di samping itu kita kan pelayan dan pengayom masyarakat pemerintah maka negara harus hadir disetiap permasalahan masyarakat,” jelas Camat Pangkalan Andri Yasmen.
Camat berharap, ke depan agar pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di Manggilang khususnya semakin ditingkatkan teruatama untuk generasi muda. (us)