SAWAHLUNTO, METRO
Topografi daerah Sawahlunto yang perbukitan serta rawan bencana, sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sawahlunto ajukan perbaikan infrastruktur, yang rusak karena bencana pada Deputi Rehab Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
“Proposal perbaikan infrastruktur untuk bencana yang terjadi di Periode 2019-2020, segera kita ajukan. Saat ini Dinas PUPR tengah proses estimasi dana rekonstruksi,” kata Kepala BPBD Sawahlunto Adriyusman, baru-baru ini.
BPBD Sawahlunto mengajukan permintaan alat pendeteksi pergerakan tanah. Kalau direalisasi, akan dipasang di wilayah Lereng Puncak Sugar yang rawan longsor agar warga waspada. Sebagai mitigasi bencana.
Walikota Sawahlunto Deri Asta optimis, proposal yang segera diajukan. “Kita optimis proposal yang diajukan ini dikabulkan pemerintah pusat dan sudah dibicarakan dengan Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB,” ujar Deri.
Data yang diberikan Kepala Bidang Rehab Rekon BPBD Sawahlunto Tri Dharma Satria, di tahun 2020 ini Sawahlunto akan mendapat bantuan BNPB sebesar Rp 11,5 miliar untuk perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana alam di 2016-2018.
Dana pusat yang dijadwalkan cair sekitar Maret hingga April 2020 digunakan untuk memperbaiki infrastuktur, jembatan di kawasan Lubang Panjang, jalan Simpang PU – Tanah Hitam Kandi, Drainase jalan Simpang Napar, jalan Puncak Cemara – Air Dingin, penguatan Dam di kawasan kali OMTC, dan perbaikan jalan kawasan Bantingan. (cr2)