PDG. PARIAMAN, METRO
Salah satu kekayaan sumber daya genetik yang ada di Kabupaten Padangpariaman adalah cabai varietas Kuhay yang dikembangkan petani Korong Sungai Ibur I, Nagari Sungai Sariak Kecamatan VII Koto.
Seorang petani muda, Mansyur menciptakan bibit cabai unggul dengan cara yang berbeda. Bibit cabai Kuhay diciptakan dari cabai kampung yang sudah diseleksi, dengan cara disemai dipembibitan kuhay. Ia mengatakan, cara menciptakan varietas Kuhay tidaklah terlalu sulit. Pihaknya memilih cabai yang sudah masak (bewarna merah). lalu mengeluarkan bijinya secara manual, guna memilih biji yang bagus untuk dijadikan sebagai generasi turunan.
“Dalam menciptakan varietas cabai kuhay harus diambil dari biji cabai yang sejenis, tanpa dicampur dengan cabai lain, kecuali tanaman lain,” jelas Mansyur.
Ia menjelaskan, media tanam dalam penyemaian cabai kuhay yaitu memanfaatkan daun kelapa yang sudah kering dengan cara digulung kecil-kecil sebagai pengganti polybag sebagai tempat menyemai biji cabai. Kemudian menyusunnya di wadah yang disediakan secara khusus yang dibuat sendiri dari kayu.
Biji cabai yang sudah disemai akan diletakkan di greenhouse hidroponik sampai berusia 20 hari untuk mempekuat batang cabai. Diusia 20-22 hari, bibit cabai akan dipindahkan ke ruang karantina, guna perawatan bibit secara intensif.
Kata Mansyur, diusia ke-24 hari bibit cabai sudah bisa dijual ke petani untuk ditanami di lahan masing-masing. “Cara perawatan bibit dengan cara fermentasikan tanah terlebih dahulu guna mengurangi dampak penyakit rebah batang,” jelasnya
Mansyur menjelaskan, pemasaran bibit cabai Kuhay tidak hanya berkisar di Kabupaten Padangpariaman saja, tetapi sudah hampir di seluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat.
“Petani cabai sangat menyukai bibit kuhay karena menghasilkan biji cabai yang berbobot dan produksi yang lebih melimpah di setiap batangnya,” sebut dia.
Ia menyebutkan, bibit kuhay dinilai memiliki kelebihan dengan hasil panen yang berlimpah dibandingkan bibit yang lainnya, karena memiliki cabang susulan di setiap batangnya, yang sangat produktif berbuah setelah buah pertama. Selain itu batang bibit kuhay juga kokoh dan tahan dari hama atau penyakit. Bahkan bibit kuhay bisa bertahan selama enam hari sejak keluar dari ruang karantina.
Ia menyampaikan, pembibitan kuhay ini dilakukan sejak akhir 2016 dan setiap tahun selalu meningkat penjualan. Dimulai dari 600 ribu pertahun hingga pada tahun 2019 sudah mencapai 3 juta pertahunnya. “Saat ini permintaan meningkat, namun kurangnya tempat pembibitan maka pembibitan kita terbatas,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk pekerja pihaknya memberdayakan pemuda dan ibu-ibu yang kurang mampu. Dimulai membuat gulungan kelapa sebagai polybat, mengisi tanah dan membuat wadah pembibitan. “Sekarang ada sebanyak 40 orang yang bekerja di sini,” pungkasnya. (z)