JAKARTA, METRO
Rapat Pleno Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) Tahun 2020 di Ballroom Hotel Borobudur, Jumat (28/2) menetapkan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Reydonnyzar Moenek sebagai Penasihat Pengurus Pusat PP Pordasi masa bakti 2020-2024.
Pejabat berkumis asal ranah Minang tersebut dipercaya sebagai penasihat bersama Marsda TNI Kisenda Wiranata Kusuma, Setyono Djuandi Darmono, Tomy Winata, Anita Ratna Sari Tan jung dan Laksda TNI (Purn) Fritzs Mantiri.
Menpora Zainudin Amali dalam kesempatan itu berharap agar berkuda dapat memberikan kebanggaan dan menorehkan prestasi dalam gelaran kejuaraan-kejuaraan internasional di dalam dan luar negeri.
“Dengan banyak kejuaraan internasional, maka bukan hanya prestasi yang didapat. Namun juga sport tourism dan sport industry. Kemenpora telah mulai dengan sport science tanpa sport science kita tidak bisa berbicara banyak,” pesan Zainudin.
Dalam kesempatan ini Menpora juga menyampaikan bahwa sesuai arahan Presiden Jokowi bahwa Indonesia mengikuti bidding Olimpiade 2032. “Jangan sampai Indonesia hanya menjadi EO dan peserta, tapi juga mampu berprestasi. Sebisa mungkin juga menggelar kejuaraan-kejuaraan internasional di dalam negeri,” kata Menpora.
Dari sejumlah tokoh nasional khususnya olah raga berkuda, tampak Sekjen DPD RI Reydonnyzar Moenek, duduk di jajaran pengurus inti PP Pordasi.
Saat ditemui seusai pelantikan, Pj Gubernur Sumatera Barat 2015-2016 yang akrab disapa Donny Moenek itu mengaku telah lama berkecimpung dalam dunia olah raga berkuda. Bahkan, sejak kecil.
“Ayah saya, J Moenek dulu merupakan Kepala Pejawat kehewanan di Sumatera Tengah. Tahun 1958, ia pemilik peternakan kuda di Padangmangateh. Pada masa itu, banyak peternak kuda yang datang ke Padangmangateh. Mereka belajar cara beternak kuda pada ayah. Termasuk peternak dari Aceh, Jawa, dan Sulawesi Utara,” jelas mantan Juru Bicara Mendagri era Gamawan Fauzi itu.
Lebih jauh Donny menceritakan bahwa kepindahan keluarganya ke Jakarta semakin membuat bisnis berkuda yang dirintis ayahnya semakin berkembang. J Moenek bersama sejumlah pengusaha kuda lantas mendirikan Djakarta Racing Management.
“Tak lama kami punya peternakan kuda sendiri dengan nama J Moenek Stable di Pulo Mas. Koleksi kuda ayah sangat banyak. Rata-rata kuda pilihan, bibit unggul, peranakan Australia dan Inggris. Jenisnya Thouroughbred,” kenangnya.
Mantan Presiden Barrack Obama, kata Donny Moenek, waktu kecilnya sering datang ke peternakan milik orangtuanya. Melihat-lihat kuda. Dalam hal prestasi, beberapa kuda milik ayahnya kerap memenangkan balapan kuda seperti Red Rival, Temple Dance, Revolving, dan Saldivar.
“Itu nama kuda-kuda top ayah. Yang menjadi saingan beratnya ketika itu adalah kuda-kuda milik Presiden Soeharto, salah satu namanya Maruto,” ceritanya.
Saking hobinya berkuda, orang dulu memanggil ayahnya Profesor J Moenek, lantaran dirinya mengerti dan pintar sekali soal kuda. Apalagi ayahnya dokter hewan. Dia melatih dan merawat sendiri kuda-kudanya.
“Jadi kalau orang-orang mau beli kuda bagus, pasti bertanya pada ayah saya. Kalau ada kejuaraan berkuda di dalam dan luar negeri, J Moenek tampil sebagai sponsor,” tuturnya.
Tentang tradisi pacu kuda ini, Donny Moenek, sudah menyampaikan kepada Ketum PP Pordasi, Triwatty Marciano, agar pacu kuda terus digelorakan. Banyak daerah-daerah di Indonesia yang telah menggelar budaya pacu kuda dalam setiap pesta adat. “Terutama di Sumatera Barat. Hampir di setiap daerah punya gelanggang pacu kuda,” katanya.
Donny yang pernah menjabat Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri tersebut lebih lanjut memaparkan, pacu kuda hendaknya menjadi perhatian. Berkuda memang olah raga mahal, biaya pemeliharaannya tak sebanding pemasukan. Ini tantangan bersama, bagaimana aktivitas berkuda dapat hidup dan semarak lagi sehingga dapat menguntungkan masyarakat, pengusaha, dan para atlet berkuda.
“Tadi saya sudah bilang ke Ibu Ketum dan Ketua KONI, Pak Marciano Norman, untuk datang ke seluruh daerah yang memiliki tradisi berkuda di Indonesia. Melihat langsung pertunjukan pacu kuda. Nah, dalam waktu dekat, saya lihat sudah ada undangan di Payakumbuh dan Padangpanjang. Kita akan atur, kapan kesediaan mereka untuk datang,” katanya.
Hal utama adalah tekad menyemarakkan kembali tradisi olah raga pacu kuda. Tentu saja ini jadi perhatian bagi PP Pordasi dalam penyusunan program pembinaan dan pengembangan atlet berkuda ke depan, sebagaimana diharapkan Menpora.
Sementara itu, Ketua Umum PP Pordasi Triwatty Marciano menyampaikan harapannya agar kelak Indonesia memiliki banyak atlet berkuda terbaik. “Kami berupaya memasyarakatkan olahraga berkuda. Apalagi banyak minat masyarakat dan potensi kolaborasi dengan swasta untuk pembinaan atlet akan semakin terbuka,” ujarnya pada pelantikan pengurus yang juga dihadiri Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman, Ketua Dewan Pengawas Pordasi Saut Situmorang, Ketua Harian Pordasi Alex Asmasoebrata, Wakil Ketua Umum DPR RI Teuku Riefky Harsya, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, mantan Wakapolri Nanan Soekarna serta mantan Dirjen Polpum Kemendagri Soedarmo.
Triwatty bertekad agar Indonesia semakin banyak atlet berkuda terbaik dan di Olimpiade 2032 ditargetkan berkuda mampu mempersembahkan medali untuk Indonesia. (adv/fas)