SOLOK, METRO
Wali Kota Solok Zul Elfian, menegaskan kendati secara letak geografis, Kota Solok tidak terlalu beresiko tinggi seperti daerah lainnya, namun bukan berarti Kota Solok lepas dari berbagai potensi atau ancaman bencana alam. “Berbagai potensi bencana alam tetap mengintai kota Solok, mulai dari banjir, tanah longsor, Kebakaran hingga gempa bumi. Untuk itu, perlu kesiapsiagaan semua komponen,” ujar Zul Elfian.
Perlu diwaspadai, Kota Solok dilintasi Segmen aktif patahan Sumatra (Cesar Semangka) yakni segmen Sumani dan Segmen Suliti yang merupakan salah satu lempengan teraktif yang menyebabkan kota Solok menjadi daerah rawan terhadap Gempa.
Melihat kondisi itu, potensi bencana alam menjadi salah satu perhatian serius pemerintah kota Solok. Upaya meminimalisir dampak dari potensi bencana terus dilakukan, baik dengan melengkapi sarana prasarana (Sarpras) maupun penyiapan personil.
Selain gempa bumi yang memang dipicu faktor alam, mayoritas bencana yang terjadi akibat faktor kelalaian manusia. Tingginya laju kerusakan hutan akibat penebangan liar dan eksploitasi bentuk lainnya memicu berbagai bencana. “Sebagaimana kita ketahui bersama, perilaku manusia lebih dominan daripada faktor alam sebagai penyebab bencana, seperti tingginya laju kerusakan hutan, lahan kritis, kerusakan lingkungan dan degradasi sungai,” ujarnya.
Pihaknya meminta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang ada untuk menghadapi berbagai kemungkinan terjadinya bencana.
Sesuai arahan Presiden dalam Rakornas penanggulangan Bencana 2020 lalu, kutip Zul Elfian, seluruh Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah harus bersama-sama, bersinergi untuk upaya pencegahan, mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan.
Pemerintah daerah perlu melakukan pengendalian tata ruang berbasis pengurangan risiko bencana. Pemerintah daerah juga dituntut segera menyusun rencana kontijensi termasuk penyediaan sarana dan prasarana kesiapsiagaan. “Penanggulangan bencana harus dilaksanakan dengan pendekatan kolaboratif seluruh unsur, baik pemerintah, akademisi dan peneliti, dunia usaha, masyarakat serta dukungan media massa untuk dapat menyampaikan informasi kepada publik,” tambahnya. (vko)