KURANJI, METRO
Cuaca paneh badangkang akhir-akhir ini yang melanda Kota Padang memakan korban. Kali ini bukan manusia, namun kuda yang biasanya memiliki tenaga kuat dan ekstra juga tidak tahan akan cuaca panas.
Salah kuda bendi itu tergabung dalam arak-arakan Alek Nagari Pauh IX Kuranji dalam Prosesi Malewakan Gala Guru/Tuo Silek mendadak tergeletak di pinggir Jalan Bypass, depan Polsek Kuranji, Kamis (27/2) sekitar pukul 13.00 WIB.
Namun, dalam saat arak-arakan, kuda itu rebah dan tergeletak di jalan. Diduga binatang mamalia yang terkenal memiliki tenaga kuat itu mengalami dehidrasi akibat cuaca panas yang melanda Kota Padang.
Terlihat kuda tersevut dipayungi selembar terpal, sang kusir yang mengenakan peci dan kemeja batik itu terlihat menyuapi air saka ke mulut kuda agar kuda kembali pulih. Akan tetapi kuda yang berwarna cokelat tersebut tampak tak berdaya. Napasnya sesak. Hidungnya kembang-kempis megap-megap.
Kusir kuda, Jangguik (35) mengatakan, cuaca panas penyebab kuda tunggangannya kehilangan tenaga. Selain itu, arak-arakan yang cukup jauh juga menyebabkan kudanya rebah.
“Faktor cuaca yang panas penyebab kuda kehilangan tenaga. Disamping itu arakan sejauh 12 kilometer yang dimulai dari Pasar Baru, lanjut lewat Jembatan Gunung Nago, Belimbing juga membuat lelah kuda ini,” ungkap Jangguik.
Ia menjelaskan, dalam perjalanan, kuda terlihat mengalami tanda-tanda kelelahan, dan akhirnya rebah. “Saat ini dikasih air gula aren untuk mengembalikan kekuatannya dan belum bisa melanjutkan perjalanan, “ tuturnya.
Kondisi serupa juga terlihat, kuda bendi rombongan lainnya berhenti untuk melihat kondisi si kuda. Setelah beberapa kali meminumkan air, kusir terlihat menepuk-nepuk leher kuda itu.
Salah seorang warga Kota Padang, Yossi Putri (21) mengatakan, cuaca panas sangat membuat dirinya mengurangi aktivitas di luar ruangan. “Iya, cuaca Kota Padang beberapa hari terakhir ini terasa begitu panas. Saat siang hari panasnya sangat menyengat dan membuat gerah. Begitu juga saat malam hari,” ungkap mahasiswi itu.
Sementara itu terpisah, Kasi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau, Yudha Nugraha menjelaskan kondisi cuaca di Kota Padang sebetulnya masih normal.
“Kondisinya sebenarnya masih normal, suhu udara diukur masih berkisar antara 32 hingga 33 derajat celcius untuk di Kota Padang. Namun karena kelembaban udara yang tinggi, sehingga suhu udara terasa lebih tinggi dari yang terukur,” jelasnya.
Kendati demikian, dia mengatakan kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Jumat (28/2) ini. “Hasil analisa BMKG, besok hari sudah terdapat potensi hujan intensitas ringan di daerah Padang, Padangpariaman, dan sekitarnya. Serta hujan intensitas sedang di Pesisi selatan, Solsel, Solok, dan sekitarnya,” kata Yudha.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Feri Mulyani Hamid mengimbau kepada masyarakat agar banyak minum air putih dan kurangi aktivitas di luar rumah bila tak terlalu penting. Hal ini mengingat cuaca panas terik yang melanda Kota Padang saat ini.
“Masyarakat harus kurangi minum es, supaya tak mengidap penyakit ISPA,” ujarnya pada Rabu (26/2).
Selain itu, ia berharap masyarakat jangan lengah tentang perubahan cuaca sekarang serta peduli terhadap kesehatan dengan mandi secukupnya. Kemudian, konsumsi makanan yang sehat, higienis ditambah sayuran dan buah-buah segar setiap hari.
“Jika terasa tak enak badan, segera bawa ke puskesmas terdekat dan jangan menunda-nunda. Ini agar penyakit tak lama dialami serta tidak menular ke yang lain. Masyarakat harus cepat tanggap dalam mengatasi penyakit yang diderita,” tukasnya. (cr1)