JAKARTA, METRO
Dua Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo ditugaskan menjadi pengurus atau dewan komisaris perusahaan plat merah. Budi sebagai komisaris di PT Pertamina (Persero), sedangkan Tiko, panggilan akrab Kartika baru-baru ini didapuk sebagai Komisaris Utama di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Beberapa pihak khawatir akan tugas yang diberikan kepada dua orang tersebut akan membuat kinerjanya tidak maksimal. Akan tetapi, berbeda dengan Menteri BUMN Erick Thohir yang menyebutkan ini bukan lah suatu hal yang baru.
“Bener atau salah, ada perwakilan pemerintah nggak, itu bukan kebijakan baru,” ujar Erick di kantornya, Jakarta, Jumat (21/2).
Menurutnya, masuknya perwakilan pemerintah dalam perseroan merupakan hal menarik. Pasalnya, dengan adanya itu, pihak pemerintah akan lebih mengetahui kinerja dalam perusahaan.
Ia juga mencontohkan, penunjukkan Yenny Wahid sebagai Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk adalah murni sebagai wakil masyarakat dalam mengawasi perusahaan.
“Ketika kita bicara dari hati ke hati kan simple. ‘Ibu enggak wakilin saya, ibu wakilin publik, apalagi di Garuda itu tidak hanya ada isu korporasi dan lainnya’. Intinya yang terbaik aja,” tuturnya.
Penunjukkan Tiko sebagai Komisaris Utama Bank BRI juga tidak luput dari track record-nya di mana sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Mandiri. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja BRI.
“BRI lebih mikro dan ada salah satu yang didiskusikan kementerian bagaimana BRI bersinergi dengan PMN (Permodalan Nasional Madani) UKM-UKM pembiayaan lainnya supaya lebih efisien. Ini yang lagi kita programkan salah satu di BRI dengan network-nya. Sama juga kenapa kita perlu Pak Budi (mantan Dirut PT Inalum) di Pertamina karena Pertamina sudah ada minyak ada gas dan sebagainya,” sebutya. (jpc)