Entah kebetulan entah tidak, sebagaimana kita tahu, Irwan sudah berada di ujung periode sebagai Gubernur, ia seperti tidak care amat dengan pembangunan di Sumbar. Maklum, ia sudah dua periode dan tentu tidak lagi punya kans lagi untuk berlaga di Pilgub September 2020 ini.
Sementara itu, Mahyeldi dan Ali Mukhni adalah dua nama yang santer disebut sebagai kandidat Gubernur. Namun (mungkin) karena minimnya kemampuan melobi dan network ke pemerintah pusat serta pemangku kepentingan lainnya, keduanya tidak mampu berbuat banyak untuk menuntaskan persoalan yang berada tepat di depan mata.
Disinilah Andre mengambil peran. Ia melakukan overlaping dengan maju ke depan, melobi Pemerintah Pusat, PT Hutama Karya dan tentu saja pihak lain. Tentu saja, Andre sudah mendapatkan informasi yang akurat sebagai penyebab lambatnya pengerjaan jalan tol itu. Jadi bukan tanpa sebab jika pada Jumat (17/1/2020) ia menggandeng Dirut Hutama Karya menemui Kapolda Sumbar.
Dua tahun adalah waktu yang terlalu lama bagi BUMN Karya itu untuk menuntaskan pekerjaan pembangunan jalan tol sepanjang 4 km. Padahal ditempat lain, pekerjaan yang sama dengan waktu yang sama bisa mencapai volume kerja puluhan kilometer dan berhasil. Konon masalahnya adalah karena nilai ganti rugi yang ditetapkan oleh pemerintah tidak disetujui oleh masyarakat dengan alasan nilai jual objek pajak tanah dan lahan yang dilalui pembangunan itu jauh lebih tinggi dibanding harga ganti rugi yang ditetapkan.
Andre tak layak dibully, semestinya Ali Mukhni, Mahyeldi bahkan Irwan Prayitno dan masyarakat Sumbar sepatutnya mengapresiasi dan berterima kasih pada anak muda ini. Ia tak patut dicibir, melainkan dijaga dan dimanfaatkan. Maka saran saya, minta maaflah kepada Andre, ia telah melakukan tugas dan menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat Sumbar dengan memperjuangkan kepentingan tanah kelahirannya tanpa maksud politik berlaga di Pilkada Sumbar 2020 seperti Mahyeldi dan Ali Mukhni.
Andre kini tengah mendayung biduk sendiri, namun ditengah tengah upayanya ia dibully dengan bising. Dituduh caper-lah, offside-lah, bahkan dituduh kurang kerjaan. Andre tidak begitu, Ia seharusnya disebut sebagai Anggota DPR rasa Gubernur. Ia melampui tugasnya sebagai anggota DPR RI karena pemerintah daerah tak kunjung mencari solusi, namun sibuk mematut diri seolah paling berhasil sendiri. awas nanti gigit jari. (*)
Padang, 17 Januari 2020









