Saat ditemukan, korban yang merupakan warga Kelurahan Padang Tiakar, RT 02 RW 02, Kecamatan Payakumbuh Timur itu dalam kondisi setengah bugil. Kedua tangan dan kakinya diikat dengan tali. Mulut disekap pakai lakban dengan leher terlilit handuk. Sedangkan di bagian kiri dan kanan leher korban mengalami memar serta dua pergelangan tangannya.
Dari hasil visum luar di RSUD Adnan WD Payakumbuh, korban diduga dibunuh. Namum Kapolres Payakumbuh AKBP Dony Setiawan, tidak mau berspekulasi siapa pelaku pembunuh korban. Pasalnya, untuk mengungkap siapa yang membunuh korban tentu harus melalui proses penyelidikan dan pembuktian.
“Korban diduga meninggal, dibunuh. Dan dugaan, orang dekat korban. Kita sudah melakukan olah TKP dengan memintai keterangan saksi-saksi dan juga membawa jasad korban ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan luar dan dalam,” jelas AKBP Dony Setiawan, kepada awak media di Mapolres Payakumbuh, Rabu (8/1).
AKBP Dony Setiawan menyebut, MP tinggal bersama suami dan seorang adiknya yang masih sekolah. Naas, saat MP ditemukan tergeletak tidak bernyawa dalam kondisi mengenaskan di atas tempat tidur di kamar rumah kontrakannya dengan dinding berwarna pink, suaminya JH tidak di tempat. Kini dugaan pembunuh MP, mengarah kepada Suaminya.
“Ketika korban ditemukan oleh adiknya tidak ditemukan suami korban di sana. Dan dugaan kita sudah mengarah kepada seseorang, dan kita sudah kejar pelaku yang diduga kuat membunuh korban. Dari hasil pemeriksaan, korban dibunuh sebelum pukul 00:00 WIB tengah malam,” sebutnya kepada Wartawan.
Disampaikan AKBP Dony, awal mula penemuan MP diketahui adik laki-laki korban yang tinggal bersamanya ketika pulang kerumah kontrakannya sekitar pukul 2.30 WIB dinihari. Adik korban masuk ke dalam rumah dengan cara mencongkel pintu depan setelah pulang dari warnet.
“Adik korban sengaja mencongkel pintu, karena pada pukul 00:04 WIB, JH memberitahu kepadanya kalau JH dan MP akan menginap di Taram dan membawa kunci rumah. Sehingga JH menyuruh adik korban untuk menginap di tempat temannya. Lalu adik korban mengatakan kepada JH suami kakaknya bahwa nanti pulang biar kuncinya dicongkel saja,” ujar AKBP Dony.
Sewaktu adik korban sampai di rumah dan mencongkel pintu masuk, lalu didapatkan di dalam kamar korban sudah tergeletak dengan tangan dan kaki terikat tali serta leher diikat dengan kain, hidung ditutupi lakban warna bening dan suami korban sudah tidak ada dilokasi kejadian.
“Untuk memastikan penyebab meninggalnya korban maka akan dilakukan outopsi menyeluruh di RS Bhayangkara Padang,” sebut Kapolres singkat kepada wartawan usia melihat ke lokasi kejadian yang menggemparkan warga Kota Payakumbuh di awal tahun 2020 ini.
Tetangga Tidak Dengar Teriakan
Ketua RT 02/RW 01, Kelurahan Tigo Koto Diateh, Andre menyebutkan, dua tetangga kontrakan MP di sebelah kanan dari arah jalan raya tidak mendengar adanya keributan atau pertengkaran serta suara teriakan minta tolong dari dalam rumah kontrakan MP.
“Dari pengakuan tetangga tidak ada yang mendengar ada keributan malam itu. Kemudian juga tidak mendengar adanya teriakan meminta tolong dari dalam rumah korban. Malam itu warga baru ramai saat mengetahui ada kejadian korban ditemukan meninggal,” ungkap Andre.
Namun, Andre mendengar dari beberapa pemuda di simpang jalan tidak jauh dari rumah korban tampak mobil melaju kencang arah Tanjung Pati sekitar pukul 1.30 WIB. Tetapi, karena MP memang bekerja di salah satu kafe di Payakumbuh sering keluar malam, sehingga tidak ada kecurigaan.
“Tidak ada yang mencurigakan malam itu. Hanya pemuda yang masih ada di simpang melihat ada mobil sedan dari arah tempat korban melaju kencang ke arah Tanjung Pati. Masyarakat tahu setelah adik korban menemukan korban sudah tidak bernyawa di dalam kamarnya,” sebut Andre.
Dikatakannya, korban dan suami sirihnya, serta seorang adik korban tinggal dirumah kontrakan itu sekitar 4 bulan belakangan. Tetapi, korban dan suaminya tidak pernah melapor ke RT untuk tinggal di rumah Kontrakan itu.
“Tidak ada melapor. Dan dari informasi kita korban bekerja di kafe sedangkan suami sirinya bekerja sebagai toke buah-buahan. Kalau suaminya asal Taram, dan saat ditemukan korban suaminya tidak ada, ketika dilihat ke Taram, ternyata mobilnya ada tapi dia sudah pergi ke Riau,” sebut RT.
Sementara, adik pemilik kontrakan, On yang ada di lokasi saat itu menyebut, biasanya dirinya selalu melakukan kontrol di rumah kontrakan kakaknya. Namun, sejak beberapa bulan terakhir tidak pernah lagi. Sehingga dirinya tidak mengatahui tentang korban yang tinggal di rumah itu. “Biasanya Saya selalu kontrol disini. Tapi saat ini tidak Ada lagi, jadi Saya tidak tahu pasti tentang korban dan status korban,” sebutnya. (us)