ilustrasi pembakaran tambang
PASAMAN, METRO–Tidak pernah terbayang oleh Riki (30), jika lubang yang digalinya di kawasan penambangan Nagari Ganggo Hilir, Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman menjadi kuburan bagi dia sendiri. Pemuda asal Jorong Musus, Nagari Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol ini ditemukan tewas tertimbun, Kamis (24/3).
Jasad korban dievakuasi sekitar pukul 15.30 WIB oleh tim SAR BPBD Pasaman. Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman M Sayuti Pohan mengatakan, satu orang penambang emas dilaporkan tertimbun longsor sejak Rabu (23/3).
Dikatakan, Sayuti Pohan, kejadian tertimbunnya satu orang penambang, di tambang emas rakyat yang ada di Jorong Tanjung Bungo, Nagari Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol tersebut, terjadi diduga akibat adanya hujan deras mengguyur daerah itu sejak Rabu siang, dan korban masih berada di dalam lubang tambang.
”Korban terjebak di dalam lubang tambang, yang ukurnya setinggi orang duduk, dan terjebak, saat hujan terjadi yang diduga disertai oleh tanah longsor, sehingga korban terjebak didalam lubang tambang rakyat tersebut,” kata Pohan.
Ia menambahkan, atas kejadian tersebut, pihak BPBD dibantu aparat terkait terjun melakukan evakuasi dan pencarian terhadap ayah dua anak itu. Korban, kata Sayuti dinyatakan hilang Rabu (23/3) sekitar pukul 17.00 WIB.
”Setelah dilakukan pencarian dan penyisiran oleh rekannya ternyata korban Riki tewas tertimbun di dalam lubangnya sendiri,” kata Pohan.
Sayuti menjelaskan, bahwa di lokasi kejadian banyak terdapat lubang tambang masyarakat. Selama ini lokasi itu dijadikan untuk mencari emas, dan menjadi mata pencarian masyarakat setempat sejak dahulu.
”Untuk tambang yang ada di daerah itu, kami telah lama mengimbau agar mereka berhati-hati dalam melakukan pekerjaan mereka, apalagi saat terjadi hujan, sebab lubang tambang yang ada tersebut dapat membahayakan nyawa mereka,” jelasnya.
Pohan menambahkan, tambang yang ada tersebut telah lama beroperasi, dan memang yang melakukan penambangan adalah warga yang ada disekitar kawasan itu.
Jarak tambang rakyat dari jalan lintas Pasaman-Bukittinggi, di Kecamatan Bonjol, diperkirakan memakan waktu sekitar 2,5 jam perjalanan. ”Dibantu masyarakat, kita mengevakuasi jasad korban sekitar pukul 15.00 WIB. Dan langsung dikebumikan pada sorenya,” kata Pohan. (y)