Seorang balita menangis saat dievakuasi anggota Brimob Polda Sumbar dengan perahu karet di kawasan rumah potong hewan Lubukbuaya, Kecamatan Kototangah.
PADANG, METRO–Tidak hanya Kota Padang, sejumlah daerah lain di Sumbar juga terendam banjir. Di Kabupaten Padangpariaman 7 unit rumah hanyut terbawa arus sungai Batanganai yang mengganas. Sementara. 12 unit rumah lainnya nyaris dibawa arus, karena berada di pinggiran bantaran Bantanganai.
Selain rumah, jalan-jalan penghubung antara kecamatan dalam Kabupaten Padangpariaman, ambruk, akibat kuatnya terjangan air. Jalan ambruk itu rata-rata terjadi di tepi aliran sungai Batanganai.
Banjir juga menyebabkan ratusan rumah warga terendam air sampai satu meter. Begitu juga di Kota Pariaman hampir semua rumah penduduk digenangan air. Bahkan jalan depan Balaikota Pariaman digenangi air.
Demikian juga bukit-bukit yang ada di sekitar jalan-jalan utama dalam Kabupaten Padangpariaman juga ada yang tertimpa tanah longsor. Seperti di Korong Paingan, Kecamatan Sungai Limau. Akibatnya, arus jalan ke Lubuk Basung sedikit terganggu.
Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur menyatakan, tujuh unit rumah penduduk dan 12 nyaris hanyut terjadi di Kenagarian Ketaping, karena terjangan air yang menuju aliran sungai Batang Anai.
Kemudian, ratusan rumah penduduk dalam satu Kecamatan Ulakan Rapakis sebagian besar terendam. Air masuk ke rumah warga mencapai ketinggian sekitar 1 meter, apalagi Kecamatan Ulakan Tapakis berada di tepi pantai.
Ruas-ruas jalan juga banyak putus. Seperti di Kenagarian Kasang di Korong Kampung Koto dan di Korong Kampung Jambak, satu jembatan hanyut diterjang banjir. Sehingga arus transportasi masyarakat terputus.
”Hanya kendaraan roda dua bisa lewat, karena dibuat jalan darurat. Harus hati-hati,” ujarnya.
Khusus di Kenagarian Ketaping, Korong Talao Mudam, kemarin BPBD telah mendirkan tenda untuk korban banjir. Logistik makanan juga disalurkan. ”Bantuan makanan untuk masyarakat Talao Mudam sudah disalurkan,” tandasnya.
5 Kecamatan Terendam
Di Kabupaten Agam, 3 kecamatan, Tanjung Raya, Ampek Nagari dan Ampek Koto, dilanda bajir. Sementara longsor terjadi di Kecamatan Malalak dan Matur.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Yunaidi mengatakan, lima kecamatan sudah dikepung banjir dan longsor, dengan rata-rata ketinggian air mencapai 1 meter.
”Di Tanjung Mutiara kedalaman air 20 cm, Ampek Nagari (1 meter). Satu jempatan di Ampek Koto rusak. Sementara longsor di Kecamatan Malalak hanya menutupi badan jalan begitu juga dengan Kecamatan Matur,” ungkap Yunaidi, Selasa (22/3).
Tokoh pemuda Kecamatan Ampek Nagari, Dede (28) mengatakan, ratusan hektare sawah dan perkebunan sawit milik warga terendam banjir. Sementara, rumah-rumah warga masih aman.
”Sampai Selasa siang belum ada laporan korban jiwa. Hanya saja banyak persawahan warga rusak akibat terendam,” sebut Dede.
Tokoh pemuda Kecamatan Tanjung Mutiara, Asef (33) mengatakan, sejak Senin malam air sudah mulai naik di Gasan. Persawahan dan jalan terendam. “Setiap musim hujan tiba, Tanjung Mutiara sudah jadi langganan banjir. Ketinggian air mencapai 1 meter. Kami berharap ada solusi dari pemerintah,” ujarnya.
Pessel Dikepung Banjir
Sementara itu, di Kabupaten Pesisir Selatan, sebagian besar wilayah terendam dan membuat beberapa titik ruas jalan tergenang air. Pantauan POSMETRO, banjir terjadi di Kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, Batang Kapas, Sutera, Linggo Sari Baganti.
Kalaksa BPBD Pessel Prinurdin mengatakan, belum ada korban jiwa di lima kecamatan yang terendam banjir. Meski air mulai surut, warga diminta tetap waspada. Pasalnya, curah hujan diprediksi masih tinggi beberapa hari ke depan.