Mairizon menjelaskan, masih dominannya masyarakat kota Padang saat ini lebih dominan ke pada premium lantaran murah, mungkin bisa jadi masalah ekonomi bagi masyarakat juga berpengaruh kesana, pada umumnya orang memakai sumber energi dengan biaya serendah mungkin. Padahal, BBM premium yang masih mengandung timbal membuat udara tercemar.
“Timbal yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi kesehatan, kalau tingkat pencemarannya sudah sangat tinggi. kesadaran masyarakat akan pentingnya merawat kendaraan dan menggunakan BBM berkualitas dan tanpa timbal sangat dibutuhkan, mengingat sudah meningkatnya jumlah kendaraan saat ini,” ungkap Mairizon.
Mairizon menambahkan, penggunaan BBM tanpa timbal, akan berdampak gas buang yang dihasilkan kendaraan menjadi lebih aman untuk udara setempat. Terlebih lagi saat ini mayoritas kendaraan yang digunakan masyarakat menurutnya sudah bermesin injeksi dan cocok menggunakan bahan bakar beroktan tinggi seperti Pertalite dan Pertamax.
“Rata-rata kendaraan mobil dan sepeda motor sudah menggunakan injeksi, sehingga yang direkomendasikan menggunakan Pertalite dan Pertamax, tentu gas buangnya sudah jelas tanpa timbal. Kedepan dia berharap kesadaran masyarakat untuk ikut mengambil peran dalam menjaga kualitas udara di Kota Padang. Dimulai dari merawat kendaraan dengan rutin, dan memakai bahan bakar ramah lingkungan,” jelas Mairizon
Diakhir pembicaraan, Mairizon mengajak masyarakat sadar bahwa penggunan pertalite itu lebih baik ketimbang premium. Dengan menggunakan BBM tanpa timbal, akan mengurangi polusi udara sehingga kualitas udara semakin baik. Hal itu Hal itu akan menguntungkan semua orang, bukan pengguna kendaraan saja.
“Kita minta masyarakat sadar, penggunaan BBM premium itu lebih berdampak pada tingkat pencermaran udara yang tinggi dibandingkan pertalite dan pertamax, karena premium itu masih mengandung timbal. Apalagi, premium juga akan berdampak penurunan udara ambien di Kota Padang. Dampak timbal kepada manusia ialah menyebabkan degradasi terhadap sel di tubuh yang menyebabkan kanker,” tutupnya. (rgr)