Ada dua agenda penting Menteri Agama RI ke Kota Padang, pertama menghadiri acara Dies Natalis UIN Imam Bonjol Padang, kemudian mengunjungi Kanwil Kemenag Sumbar dalam rangka memberikan arahan dan pembinaan kepada seluruh ASN dan Dharmawanita di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat serta bersilaturrahmi dengan tokoh-tokoh agama (pimpinan ormas) yang ada di Sumatera Barat.
Sekitar pukul 09.00 WIB, Menteri Agama RI dan rombongan langsung menuju UIN Imam Bonjol Padang di Lubuk Lintah, Kecamatan Kuranji. Pada saat menghadiri Dies Natalis ke-53 UIN Imam Bonjol Padang , Fachrul Razi mengaku merasa banga karena menjadi bagian dari orang Minangkabau.
“Meskipun lahir dan dibesarkan di Aceh, tapi ayahnya berdarah Minang, yakni asli dari Matur, Kabupaten Agam. Ibu saya orang Aceh, jadi saya tidak sepenuhnya orang Minang. tapi saya, tetap bangga bagian dari Minang,” ungkap lulusan Akademi Militer (Akmil) 1970 itu.
Selain itu, Fachrul mengagumi Ranah Minang bukan hanya dari kulturnya, tapi juga dari tokoh-tokoh yang berasal dari Minang. Terutama juga karena kiprah ulama asal Minangkabau yang mendunia. Mulai dari Buya Hamka, Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, hingga Tuanku Imam Bonjol.
Setelah menghadiri acara Dies Natalis UIN Imam Bonjol Padang, Menteri Agama beserta jajaran menyambangi Kanwil Kemenag Sumbar. Antusias undangan dan jajaran Kanwil Kemenag Sumbar terlihat dari sekapur sirih yang dihantarkan Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, H. Hendri.
“Terimakasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada Bapak Meneteri dan jajaran yang telah mau mengabulkan undangan kami. Suatu kebahagiaan bagi kami dapat bersilaturrahim dengan Bapak dan menerima arahan serta pembinaan langsung sehingga bisa menjadi acuan dalam menjalankan tugas-tugas melayani umat kedepan demi Kementerian Agama yang lebih maju,” ungkapnya.
Dalam arahannya, Menteri Agama mengatakan, PNS merupakan garda terdepan dalam menegakkan disiplin nasional dan deradikalisme. Untuk itu, ia menghimbau seluruh jajaran agar selalu berhati-hati dalam bersikap dan bertindak baik dalam kedinasan maupun hubungan dengan masyarakat atau ber media sosial sehingga berdampak positif baik untuk lembaga maupun pribadi atau golongan.
Demi menjaga kondusifitas tersebut, ia mengakui memberikan ruang seluas-luasnya untuk kehadiran whistle blower karena berkontribusi dalam menghadirkan tata kelola kementerian yang lebih akuntable dan reliable.
“Kembali saya ingatkan, para pengguna medsos agar berhati-hati dalam menyikapi berita yang beredar. Mana yang harus dikasih jempol dan mana yang harus dibiarkan saja,” himbaunya.
Ia juga menghimbau agar segera menyusun dan menjalankan strategi dalam pemanfataan anggaran 2020 sehingga berdayaguna sesuai tujuannya.
“Anggaran itu baik SBSN maupun nonSBSN, kita peroleh penuh perjuangan, oleh karena itu maksimalkanlah penggunaannya sesuai aturan/regulasi yang berlaku,” ulasnya.
Mengakhiri arahannya, Menteri memberikan bantuan kepada Kabupaten Agam yang terdampak bencana beberapa waktu lalu senilai Rp 100 juta dan untuk PGAI Rp 25 juta, yang berasal dari sumbangan sukarela ASN Kementerian.
Menurut arahannya, bantuan tersebut akan dikomandoi oleh Kakanwil Kemenag Sumbar. “Ini bukan untuk Kakanwil ya, tolong pak Kanwil nanti cari kemana alamat dan penerima manfaat yang tepat supaya sampai ke korban,” canda Menag.
Acara yang diikuti lebih dari lima ratus orang hadirin ini berjalan dengan khidmat dan penuh kekeluargaan serta diakhiri dengan sesi foto bersama seluruh undangan dengan bergiliran. (*)