LIMAUMANIH, METRO – Dosen Fakultas Keperawatan Unand mengadakan penyuluhan kesehatan pencegahan kanker payudara dan pemeriksaaan payudara sendiri (SADARI). Dengan tema, “Penyuluhan Kesehatan Pencegahan Kanker Payudara dan SADARI pada mahasiswi di institutusi Pendidikan Non Kesehatan di Kota Padang.
Ketua Tim Pengabdian Ns. Leni Merdawati, M.Kep mengatakan, yang melatarbelakangi penyuluhan kanker payudara karena penyakit ini dari tahun ke tahun meningkat dan terjadi hampir di seluruh dunia.
“Kanker menduduki urutan kedua penyakit terbesar di dunia (WHO, 2018). Data tahun 2015 WHO menjelaskan bahwa data jumlah penderita kanker diseluruh dunia mencapai 14 juta kasus dengan angka kematian 8,2 juta setiap tahun menurut data PUSDATIN, 2015,” ujarnya di STBA Prayoga Padang, Jumat (22/11) lalu.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 15-22/11 di STKIP Adzkia Forum Annisa diikuti 61 peserta, (19/11) Jurusan Administrasi Publik FISIP Unand sebanyak 50 orang (22/11) STBA Prayoga Padang, 50 orang.
Menurut Leni, dari data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa kanker payudara adalah salah satu penyakit yang memiliki persentase kematian yang cukup tinggi dan ditakuti terutama oleh wanita karena dianggap sulit untuk menemui kesembuhan dan dapat berujung pada kematian.
“Tidak hanya terjadi di negara maju, dinegara yang sedang berkembangpun seperti Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang di Asia Tenggara berada di urutan ke-8, kanker payudara juga merupakan masalah utama jenis kanker yang terbanyak diderita oleh perempuan,” ulasnya.
Dijelaskannya, menyikapi peningkatan kasus ini perlu adanya upaya peningkatan kesadaran masyarakat tentang kanker payudara dan melakukan deteksi dini kanker payudara dengan teknik yang paling mudah dilakukan salah satunya adalah dengan pemeriksaaan payudara sendiri (SADARI).
“Deteksi dini merupakan langkah awal terdepan dan paling penting dalam pencegahan kanker. Deteksi dini diharapkan angka mortalitas dan morbiditas, dan biaya kesehatan akan lebih rendah. Deteksi dini dan skrining menjadi kunci tingkat bertahan hidup yang tinggi pada penderita. Sehingga dapat menekan angka kematian,” tuturnya.
Selain itu, untuk meningkatkan kesembuhan penderita kanker payudara, kuncinya adalah penemuan dini, diagnosis dini, dan terapi dini.
“Keengganan perempuan dalam melakukan deteksi dini kanker payudara merupakan salah satu faktor yang menjadi keterlambatan dalam mendiagnosis kanker payudara.
Dijelaskannya, tujuan dari kegiatan pengabdian ini meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswi dalam melakukan pencegahan kanker payudara dan pemeriksaan payudara sendiri sadari sebagai langkah awal deteksi dini penyakit kanker payudara.
Di sisi lain, kegiatan ini terlaksana berkat dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unand pada skim Ipteks berbasis Dosen dan Masyarakat (IbDM) tahun 2019 yang menampilkan Narasumber antara lain, Ns. Boby Febri Krisdianto, M.Kep, Esi Afrianti, SKp. M.Kes, Ns. Rika Fatmadona, M.Kep.Sp.KMB, Reni Prima Gusty, SKp. M.Kes, Dzikra Fitria Amita, S.Kep, Ns. Vilda Riyen, S.Kep, Ns. Aric Frendi Andriyan, S.Kep.
“Kegiatan ini terlaksana berkat dukungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas pada skim Ipteks berbasis Dosen dan Masyarakat (IbDM) tahun 2019,” pungkas Leni. (cr1)