”Ibu-ibu kader PKK, siap mensukseskan gerakan PIN Polio ini. Seluruh penggerak Posyandu ditiap kampung adalah para kader dasawisma yang militan,” katanya.
Sesuai instruksi, kata dia, kader PKK diminta mengaktifkan dan mendukung kegiatan pin sejak hari H hingga setelah hari H pelaksanaan, mencacah anak balita hingga berusia 59 bulan. Selanjutnya, meregister bayi di wilayah masing-masing.
”Kader dasawisma juga diminta mendata posyandu dan pos pin serta jumlah kader posyandu yang menggelar PIN. Mengadakan penyuluhan, menyampaikan informasi akan pentingnya pekan imunisasi,” katanya.
Hal itu bertujuan, agar tidak ada bayi yang tidak ikut imunisasi. Ibu dan kader PKK juga diminta membuat data sasaran PIN. Selain itu, ketua kelompok dasawisma juga harus bertanggung jawab, selama hari pelaksanaan. ”Kader juga diminta mendata siapa saja bayi yang belum diimunisasi dalam lingkungannya, harus diikutkan serta dalam kegiatan PIN ini,” ujarnya.
Kader PKK, kata Ny Gustinar, juga harus berkoordinasi dengan pihak terkait serta memberikan laporan atas seluruh kegiatan PIN tersebut. “Untuk selanjutnya dilaporkan ke tim penggerak PKK Pusat,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Pasaman, Desrizal mengatakan, pelaksanaan PIN Polio di Pasaman dimulai pada 8-15 Maret, melibatkan 31.927 orang balita dan 394 Pos Pin. Pihaknya, kata dia, juga menerunkan ratusan tenaga medis, tersebar di 16 Puskesmas. ”PIN Polio dilaksanakan pada bulan Maret ini, dengan sasaran semua anak 0-59 bulan di Pasaman sebanyak 31.927 orang balita tanpa memandang status imunisasinya,” katanya.
Dikatakan, bahwa PIN Polio bertujuan tercapainya eradikasi polio di dunia pada akhir tahun 2020. Selain itu, kata dia, memastikan tingkat imunitas terhadap polio di populasi (herd immunity) cukup tinggi dengan cakupan besar dari 95 persen. ”Tujuan khususnya, untuk memberikan perlindungan secara optimal dan merata pada kelompok umur 0-59 bulan terhadap kemungkinan munculnya kasus polio yang disebabkan oleh virus polio Sabin,” tutur Desrizal. (y)