Keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) di lingkungan Pondok Pesantren dinilai dapat mengasah kemampuan dan bakat kerja para santri. Sehingga saat menamatkan pendidikan sudah bisa bekerja dan membuka peluang kerja.
“BLK di pesantren ini sudah bisa dioperasikan dan diharapkan mampu menciptakan santri yang terampil. Sehingga, para santri setelah lulus diharapkan siap kerja dan membuka lapangan kerja,” ujar Wakil Bupati Solok Selatan (Solsel) H Abdul Rahman saat peresmian gedung BLK dan peletakan batu pertama pembangunan mushala Pesantren Ponpes Darul Huda, Malus, Selasa (19/11).
Menurutnya, adanya BLK di pesantren tidak sekadar dapat menciptakan santri yang siap kerja, melainkan juga akan melahirkan generasi terampil berjiwa Qurani dan Islami.
Pihaknya mendorong, agar semua bahu membahu mengembangkan BLK dan Ponpes Bustanul Huda, Malus. Agar mimpi dan harapan mewujudkan kampung santri di Malus kian nyata.
“Tiap tahun, perkembangan Ponpes Bustanul Huda menunjukkan kemajuan yang pesat. Sekarang Ponpes sudah punya BLK, jadi manfaatkanlah dengan baik untuk melahirkan produk-produk yang menarik,” ungkap Abdul Rahman.
Kalau sudah ada produk, lanjut Wabup, pertanyaan selanjutnya kemana karya itu akan dipasarkan. Pemerintah akan ikut membantu dengan membuka outlet-outlet di lokasi pariwisata untuk dapat dimanfaatkan menjadi produk cenderamata bagi wisatawan.
Sekarang, ada kampung wisata halal terintegrasi. “Camintoran” di Golden Arm. Akhir tahun ini rencananya sudah dibuka untuk umum. Pihak Ponpes bisa memajang karya-karya BLK nantinya di sana. “Nanti kami sediakan outlet di lokasi wisata untuk memasarkan produk dari masyarakat, sehingga bisa jadi cinderamata bagi wisatawan,” kata Abdul Rahman.
Untuk pengembangan Ponpes sendiri, pemerintah juga akan mengalokasikan anggaran untuk peningkatan jalan menuju pesantren tahun ini. Selain itu, pada 2020 akan diusulkan pula bantuan rusunawa untuk memenuhi keterbatasan asrama santri di Ponpes.
Selain mengajak semua pihak ikut berkontribusi membantu pengembangan Ponpes Bustanul Huda tersebut, Wabup sendiri menyumbang uang sebesar Rp 5 juta untuk Pesantren Malus itu. Sementara itu, Kepala BLK Solsel, Seven Dovitra mengatakan, BLK di Ponpes Bustanul Huda merupakan bantuan pemerintah pusat sebesar Rp1 miliar.
“Alokasi Rp 1 miliar dipergunakan untuk bangunan Rp 500 juta dan peralatan jahit Rp 500 juta dan sekarang sudah siap dipergunakan,” sebut Abdul Rahman.
Kepala Seksi Pontren Kantor Kementerian Agama Wilayah Sumbar Yosep khairul mengatakan, pesantren harus menciptakan keterampilan yang menghasilkan bagi santri dan masyarakat sekitar. “Sudah banyak contoh pesantren yang menghasilkan dari keterampilan siswa serta masyarakat sekitarnya dan keberadaan BLK di Bustanul Huda diharapkan bisa sebagai awal menciptakan inovasi,” ujar Yosep.
Sementara itu, tokoh masyarakat, Buya Hasan Basri Datuak Rang Kayo Basa, selaku salah satu pendiri Ponpes mengatakan bahwa mendirikan Pesantren tidaklah mudah dan butuh perhatian bersama.
“Mulai dari tahun 1981 sampai saat ini. Mulai dari mengajar ngaji duduk bersila hingga sekarang sudah ada ruangan kelas,” kenang Hasan Basri.
Dikatakan, saat ini bantuan pemerintah sudah banyak, namun demikian bantuan masyarakat juga jangan sampai berhenti. Ia juga bersyukur semakin diminatinya Pesantren Malus yang keberadaannya terus eksis mencetak generasi Qurani dan Islami. “Jangan karena bantuan pemerintah susah banyak, bantuan dari masyarakat jangan sampai terhenti,” kata Hasan Basri. (afr)