Di sisi lain, selama ini masyarakat jarang mau mengikuti sosialisasi. Ketika ada sosialisasi gempa dan stunami, yang ikut hanya anak anak dan Lansia.
”Dari 1.000 orang yang diundang, 600 orang anak anak,” sebut Dedi.
Memang, menyaksikan kondisi semalam, warga rupanya tak percaya, di shelter mereka akan selamat. Buktinya jelas, warga memilih memacu kendaraannya ke bypass. Mereka hiraukan shelter yang jadi tempat penampungan. Berhondoh-hondoh mereka ke bypass. Kalau begini, buat apa shelter yang untuk membuatnya saja triliunan.
Hal ini juga mengisyaratkan kalau belum efektifnya langkah mitigasi yang oleh Pemko Padang. Masyarakat tak memanfaatkan shelter yang didirikan pemerintah. Mereka lebih memilih menyelamatkan diri dengan cara mengungsi dengan kendaraan. Akibatnya kemacetan terjadi dimana mana. (tin)