SOLOK, METRO – Bupati Solok Gusmal mengatakan, Daerah Kabupaten Solok tidak main-main dalam menjalankan program Sekolah Umum Berbasis Pesantren (SUBP), yang artinya bukan sekadar retorika belaka. Untuk itu perlu sinergitas antar lini dan saling bahu membahu menjalankan program SUBP di sekolah.
“Dinas pendidikan harus berkesinambungan memberikan pelatihan dan pembinaan, dengan harapan bahwa setiap sekolah mampu memahami dan menerapkan program SUBP tersebut,” ujar Gusmal, kemarin.
Apalagi 17 SMP yang menjadi sekolah piloting SUBP itu sudah dua tahun lebih menerapkan SUBP dan 85 SD baru berjalan bulan Juni 2018. Seandainya masih belum sanggup memenuhi kriteria dan target awal yang ditetapkan, maka bisa jadi sekolah lain akan menggantikan sekolah yang tidak siap. kalau perlu kepala sekolahnya yang di evaluasi kinerjanya.
“Saya berharap kepada 17 SMP dan 85 SD ini untuk serius dalam menerapkan program SUBP, sebab ditargetkan tahun ajaran 2020/2021 nanti seluruh SMP dan SD di Kabupaten Solok dapat menjalankan program tersebut,” sebut Gusmal.
Gusmal menyebutkan, SUBP pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan keterpaduan antara konsep pendidikan nasional dengan nilai-nilai ajaran Agama Islam (Pesantren).
Konsep operasional SUBP merupakan akumulasi dari proses pembudayaan, pewarisan dan pengembangan ajaran agama Islam, budaya dan peradaban Islam dari generasi ke generasi.
“Mari kita serius dan disiplin dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas dengan tingkat pendidikan yang tinggi, karena SUBP ini merupakan program unggulan dan inovatif Pemerintah Kabupaten Solok,” tambah Gusmal.
Guna mendukung program sekolah berbasis pesantren, Pemkab Solok, gelar lomba Sekolah Umum Berbasis Pesantren (SUBP) se-Kabupaten Solok. Kegiatan itu juga bertujuan sebagai penunjang sekaligus evaluasi pelaksanaan SUBP tingkat dasar.
Terkait kegiatan tersebut, Kabid Pembinaan SD, Dinas Pendidikan Kabupaten Solok, Dafrizal, mengatakan, para peserta dari tingkat SD diikuti 85 sekolah dari 378 SD/MI. Menurutnya, tiga tahun berjalan, keberadaan program SUBP di Kabupaten Solok ini diharapkan menampakkan hasil
Setidaknya sekolah-sekolah yang ditunjukkan sedari awal, bisa mandiri dalam menjalankan program SUBP tersebut.
“lomba yang dilaksanakan diantaranya lomba tahfidz, MSQ dan penyelenggaraan shalat jenazah, harapan kita kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat bagi para peserta,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Solok, Zulkisar mengatakan, Program SUBP tidak menghilangkan kurikulum resmi yang berjalan, hanya saja pihak sekolah menambahkan beberapa pelajaran yang berkaitan dengan keagamaan Islam, untuk peserta didik muslim tentunya.
SUBP juga untuk mempersiapkan agar para siswa bisa memandu kegiatan keagamaan diluar sekolah. Dan yang terpenting lanjutnya untuk menyeimbangkan antara pengetahuan intelektual dan keagamaan.
Dalam praktiknya, sekolah umum mengadopsi cara dan beberapa pelajaran di pesantren untuk diterapkan di sekolah umum, kasarnya, lebih seimbang agama dengan akademis.
“Dalam kurikulum umum, pendidikan agama hanya berupa mata pelajaran, tanpa ada tindak lanjut dan pengamalan nyata,” kata Zulkisar.
Program SUBP dinilai sangat bagus untuk menanamkan pondasi pendidikan agama sejak dini kepada anak-anak. Mulai dari membaca al Quran, sholat berjamah dan lainnya sehingga siswa bisa terhindar dari pergaulan yang menyimpang. Walau ada keterbatasan dana sehingga perlu dukungan dari masyarakat dan orang tua murid, agar kegiatan SUBP ini bisa berjalan dengan baik.
“Yang jelas, kita di Pemerintahan akan berusaha memenuhi sarana dan prasarana untuk mendukung program SBUP,” ujar Zulkisar. (vko)