PADANG, METRO – Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat yang akan di gelar tahun 2020 mendatang dipastikan bakal ramai. Pasalnya, beberapa tokoh yang akan maju sebagai calon Gubernur jumlahnya diperkirakan melebihi lima calon.
Beberapa calon yang diperkirakan maju dalam Pilgub 2020 Sumbar mendatang yaitu, Nasrul Abit, Indra Catri, M Shadiq Pasadigoe, Mulyadi, Irjen Pol Fahkrizal, Riza Falepi dan Epyardi Asda.
Saat ini, salah satu dari nama tersebut, Bupati Kabupaten Agam dua periode Indra Catri, sudah mendatangi kantor DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sumbar, Selasa (5/11) untuk pendaftaran sebagai calon Gubernur provinsi Sumatera Barat.
Pengamat Politik dan Sekaligus Dosen Universitas Islam Negeri Padang, Muhammad Taufik saat ditanyai terkait pendaftaran yang dibuka Parpol menjaring calon Gubernur dan Wakil Gubernur itu, menurutnya hanya mencari keuntungan parpol. Bahkan ia menilai itu sebuah misteri dari internal partai.
“Salah satu misteri di Indonesia yang belum terpecahkan adalah kita tidak meyakini bagaimana sesungguhnya mekanisme politik yang terjadi di internal partai,” katanya.
Menurutnya, jika ada partai yang hanya mencari keuntungan mutlak dari proses pendaftaran bakal calon itu, bisa disebut gagal dalam membangun demokrasi internalnya.
“Bagi kandidat yang mau maju, tembok besar yang dihadapi adalah oligarki partai dan dinasti partai. Kalau siapa yang bisa menebus itu makan dia akan dipilih,” ujarnya.
Katanya, DPP sangat menentukan, jadi DPD atau DPW serta DPC biasanya hanya menampilkan kesan demokratis saja, sebab keputusan yang mutlak itu berada di DPP.
“Sentralisasi semacam itu hampir di idap semua partai di Indonesia,” ungkpnya.
Menurutnya, di Sumbar sendiri, politiknya masih kuat dengan sistem oligarki partai dan dinasti partai. Keputusan siapa yang akan di tunjuk sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar belum bisa diterka-terka begitu saja.
Sementara itu, Pengamat Politik sekaligus Dosen FISIP Universitas Andalas Ilham Adelino Azre melihat bursa Pilgub 2020 yang cukup diminati nantinya adalah yang biasa-biasa saja.
Azre juga mengatakan, semua putusan ada di DPP, dan DPP tentu menginginkan calon yang sangat berpotensi untuk menang, artinya pusat juga melihat calon-calon yang ada, namun nantinya tentuk akan dipilih menjadi satu.
“Artinya akan dilihat dari hasil survey mereka. Pertimbangan kedekatan itu nomor sekian, partai mana pun tidak mau kalah, mana ada partai yang mau ngusung calon yang bakalan kalah,” katanya. (heu)