PADANG, METRO – Pengurus Koperasi Bongkar Muat (Koperbam) Telukbayur, selalu nyinyir mengingatkan kepada anggota untuk tetap mengedepankan keselamatan dalam berkativitas. Setiap rapat rutin dan brifing pagi, kepada Kepala Regu Kerja (KRK) pengurus meningatkan agar lalukan cek anggota di lapangan, surat perintah kerja (SPK), lokasi kerja dan jadwal kerja.
Menerapkan kewajiban penggunaan alat pelindung diri (APD) dan safety lainya bagi buruh pelabuhan saat bekerja, selalu diingatkan.
“Ini penting untuk meminamalkan terjadinya kecelakaan kerja,” ujar Ketua Koperbam Telukbayur Chandra, didampingi Sekretaris Nursal Uceh, M, SH, Bendahara Usman Z dan Ketua F. SPTI –SPSI Telukbayur Paiman, usai rapat rutin kemarin.
Dikatakan Chandra, penggunaan APD merupakan salah satu cara untuk mencegah minimnya kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja. “Kami tidak pernah bosan mengimbau kepada anggota Koperbam untuk selalu memelihara budaya keselamatan, hidup sehat, seperti menjaga keselamatan mereka dalam bekerja. Kejadian yang terjadi pekan lalu merupakan cambuk bagi anggota untuk lebih meningkatkan kewaspadaan.
“Namun musibah yang menimpa anggota kita kemarin tersebut sudah kehendak Allah SWT,” sebut Chandra.
Dijelaskannya, semua anggota di Pelabuhan bongkar muat Telukbayur mentaati peraturan menggunakan APD dengan baik.
Peraturan menggunakan APD ini sudah dianggap penting dan bersifat wajib. Tujuannya untuk mengantisipasi risiko saat bekerja, berikut menjaga keselamatan pekerja maupun orang lain di sekelilingnya.
“Saya mengapresiasi anggota Koperbam Telukbayur sadar dan mau menggunakan APD dan safety lainnya. Seperti helm, sepatu bot dan rompi pada saat bekerja, termasuk identitas lainnya demi lancarnya proses bongkar muat,” lanjutnya.
Selain itu, sebut Chandra yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Inkop Indonesia dan Koordinator penanggungjawab SDM Wilayah Sumatera ini, menyebutkan, KRK yang berjumlah 62 orang dengan masing masing regu memiliki anggota 12 hingga 11 orang juga diharapkan bisa mendidik anggotanya di lapangan dalam hal tentang keselamatan kerja.
KRK di lapangan merupakan ujung tombak pengurus di lapangan. Baik buruknya terjadi di lapangan, berimbas kepada organisasi. Selain itu ketelitian bekerja dan keselamatan barang saat dibongkar juga jadi acuan bagi Koperbam.
“Kita pelayan jasa dan berikanlah pelayanan sebaik baiknya,” sebut Chandra.
Sebagai pelayanan jasa, pengurus yang menggelar rapat rutin hampir tiap minggu itu juga mengingatkan kepada anggota dan khususnya KRK, merupakan ujung tombak di lapangan, menjaga keselamatan barang. Selain menjaga keselamatan diri, keselamatan barang juga jadi prioritas utama.
Pasca musibah yang menimpa anggota kita minggu lalu, hingga kini kami terpaksa menunda pembongkaran, hingga waktu yang belum ditentukan, meski garis polisi sudah dibuka.
“Melindungi para pekerja melalui upaya pengendalian yang memenuhi standar akan menimbulkan kondisi kerja yang aman dan nyaman dan akan berdampak pada peningkatan produktifitas perusahaan. Kesadaran akan pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan kerja perlu untuk diwujudkan untuk mencegah adanya kecelakaan kerja. Ini akan kita uber secepatnya, “ tandas Chandra.
Sementara itu Yulita, dari pihak Disnakertrans Provinsi Sumatera Barat kepada POSMETRO saat memberikan masukan kepada pengurus Koperbam mengaku, kejadian yang terjadi itu merupakan pelajaran bagi kita semua. Untuk kedepan kita harus waspada. Musibah atau kecelakaan kerja itu terjadi dari kita sendiri dan untuk itu marilah kita semua saling mengingatkan. Semua kembali kepada sang Khaliq. Tapi saya mengetahui bahwa pengurus Koperbam sudah memiliki memiliki safety dan APD untuk anggotanya. Sebelum di Provinsi Sumbar, saya acap kali menyaksikan sepakterjang pengurus untuk keselamatan anggotanya bekerja.
“Ketua Koperbam Chandra dan pengurus lain itu orangnya nyinyir. Saya tahu betul itu,” ujarnya.
Namun, apapun upaya yang selalu dikatakan pengurus, kenyataannya di lapangan tidak dijalankan, barangkali inilah perbuatan yang salah. “Untuk diketahui keselamatan itu datangnya dari dalam diri sendiri,” jelas Prita Wardhani. (ped)