SOLOK, METRO – Upaya normalisasi menjadi salah satu upaya yang ditempuh Pemko Solok dalam mengatasi banjir. Pendangkalan Batang Lembang akibat sedimentasi bibir tebing yang runtuh dicoba mengatasinya dengan pembangunan dinding penahan tebing atau laydam di titik rawan longsor.
Menurut wawako, hampir sebagian besar titik-titik yang rawan longsor sudah dipasangi laydam. Memang, upaya normalisasi Batang Lembang sangat mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi.
“Secara perlahan, titik-titik yang rawan longsor di sepanjang aliran Batang Lembang sudah diperbaiki, tidak saja untuk mencegah longsor tapi juga untuk memperindahnya,” sebut Reinier.
Menurutnya, dengan sentuhan normalisasi aliran Batang Lembang, secara tidak langsung juga menguak berbagai potensi wisata air. Aliran Batang Lembang bisa dimaksimalkan untuk memperindah kota dan menarik wisatawan.
“Dibalik ancaman musibah banjir, sebetulnya Batang Lembang memiliki potensi pariwisata bagi kota Solok, secara bertahap melalui upaya normalisasi, kita lakukan pembenahan untuk mendukung pengembangan wisata,” sebut Reinier.
Bahkan, Batang Lembang sudah sering dimanfaatkan untuk event wisata seperti pacu rakik di kawasan Koto Panjang, hal tersebut setidaknya bisa dikembangkan dalam konsep yang lebih matang ke depannya.
Kalau kondisi Batang Lembang sudah bagus dan bersih, lanjutnya banyak event wisata yang bisa kita angkat kedepannya untuk menarik kunjungan wisatawan ke kota Solok.
Reinier berharap, masyarakat ikut menjaga kelestarian Batang Lembang dengan tidak membuang sampah di aliran sungai, sehingga kualitas air bisa lebih baik dan bersih, layak untuk dijadikan penunjang wisata. (vko)