SAMUDERA, METRO – Para nelayan di Pantai Puruih, Padang tetap melaut meski terjangan ombak cukup tinggi sejak beberapa pekan terakhir. Nelayan semangat melaut untuk mencari ikan demi membawa rupiah untuk anak dan istri di rumah.
Tidak hanya ombak tinggi, namun terjangan ombak juga sudah menyebabkan abrasi di sepanjang pesisir Pantai Padang. Salah satu yang terkena adalah ikon wisata Monumen Merpati Perdamaian.
Menurut nelayan, mereka mengaku tidak ada pilihan lain untuk menyambung hidup dan membiayai kebutuhan keluarga sehari-hari, selain mencari ikan. Meski berisiko, mereka mengaku telah memiliki banyak pengalaman dan siap menghadapi gelombang laut yang berisiko itu.
“Bagi kami, melaut adalah sumber penghidupan sehingga tidak bisa berhenti hanya karena cuaca buruk di lautan,” ungkap Syafrial (52), Selasa (29/10).
Syafrial mengakui, banyak rekannya yang memilih tidak melaut. Namun, dia tetap harus melaut, karena jika ia tidak mencari ikan bisa tidak makan keluarganya di rumah.
“Ya mau bagaimana lagi, yang saya punya hanya perahu. Itu yang saya pergunakan untuk mencari nafkah buat menafkahi istri dan anak-anak,” imbuh Syafrial.
Ia juga mengungkapkan, teman sesama nelayan, beberapa hari terakhir libur melaut karena melihat kondisi ombak yang tinggi. Ada yang memilih menjadi kuli bangunan untuk beberapa saat.
“Ketika ombak tinggi, ada yang libur dulu dan memilih kerja sampingan lain. Ada yang beralih jadi tukang,” kata Syarial.
Sementara, Iwan (44) juga mengungkapkan, selain tangkapan ikan yang menurun, harga jual kepada pedagang ikan juga tidak seberapa.
“Harga jual masih beda-beda sedikit dengan harga bulan kemarin, tapi karena tangkapan kami sedikit. Uang yang kami dapat juga sedikit,” ucap Iwan.
Iwan berharap kondisi yang seperti sekarang bisa segera berlalu, tangkapan mereka bisa banyak kembali serta menaruh harapan besar di bulan depan. (mg)