Kejadian ini akan melintasi 12 Provinsi di Indonesia yaitu, wilayah Sumbar tepatnya Pagai Selatan Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Kepulauan Mentawai, Destinora dihubungi mengatakan, Kepulauan Mentawai tidak menyiapkan paket-paket wisata untuk menarik wisatawan ke Mentawai untuk menyaksiakan GMT. Kepulauan Mentawai hanya akan melakukan perayaan kecil-kecilan di Desa Silabu.
“Tidak ada paket wisata yang kita tawarkan, hanya acara kecil-kecilan,” tandasnya.
Secara nasional, Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan, kunjungan wisata mancanegara seratus ribu orang dengan penerimaan devisa Rp1,56 triliun. Wisatawan nusantara 5,1 juta dengan asumsi perputaran uang Rp3,8 triliun.
Indonesia adalah satu-satunya negara yang bisa mengamati fenomena GMT 2016 dari daratan. GMT ini hadir 350 tahun sekali. Karena itu, dari sisi promosi pariwisata, tema ini sangat seksi.
Di Palu, Sulawesi Tengah. Sejak Desember 2015, semua hotel sudah direservasi dari yang berbintang sampai melati. Semua hotel sudah penuh, sampai-sampai Kemenpar berkoordinasi dengan PT Pelni untuk mengerahkan beberapa kapal besar sebagai “hotel berjalan” di perairan yang dilintasi GMT tersebut.
BMKG Sediakan Live Streaming
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas I Padangpanjang dalam menyambut fenomena alam yang langka ini. Guna memberikan layanan informasi terkait detik-detik gerhana matahari, masyarakat dapat menyaksikan liputan secara langsung (live streaming) dengan mengakses pada tanggal 9 Maret mulai pukul 6.30 WIB melalui, linkhttp://media.bmkg.go.id/gmt.
“Adapun BMKG Stasiun Geofisika Padangpanjang akan melakukan pengamatan secara langsung di Muko Muko, Bengkulu pada tanggal 9 Maret mulai pukul 6.30 WIB dan dapat diakses secara langsung melalui link tersebut di atas,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padangpanjang, Rahmat Triyono.
Perangkat yang akan digunakan selama pengamatan kata Rahmat yaitu, teropong khusus pengamatan bulan atau matahari, infocus dan screen. “Agar masyarakat bisa melihat proses terjadinya gerhana tanpa harus melihat langsung ke arah matahari, dan peralatan pendukung lainnya untuk live streaming,” ujarnya. (da)