PADANG, METRO–Kontak senjata meletus di SPN Padang Besi. Empat gerombolan pengacau (teror) tewas diterjang peluru. Dalam baku tembak itu, satu anggota Lantas dan Sabhara Polda Sumbar juga tewas. Insiden yang menghebohkan pagi itu terjadi secara tiba-tiba, Selasa (23/2) sekitar pukul 08.00 WIB.
Sebelum baku tembak terjadi, gerombolan teroris bersenjata lengkap itu merampok di kawasan Padang Besi, Indarung. Kawanan ini juga melakukan penembakan membabi buta, sehingga warga setempat ketakutan.
Kapolda Sumbar, Brigjen Pol Basarudin yang mendapat informasi langsung memerintahkan Kepala Biro Operasi, Kombes Subnedi untuk menangkap gerombolan bersenjata tersebut. Dengan cepat, diturunkan tim Gegana Brimob untuk melakukan penyelidikan kekuatan lawan dan tempat persembunyiannya.
Setelah mengetahui persenjataan lawan, Kombes Subnedi langsung memimpin pengejaran dan penangkapan gerombolan pengacau itu dengan memerintahkan regu pemburu (pelopor) untuk melakukan penyergapan.
Ketika tim pelopor melakukan pengejaran ke lahan sawit, tiba-tiba mereka dihadang oleh penjahat tersebut. Kontak senjatapun terjadi. Gerombolan juga meledakkan bom, sehingga membuat suasana jadi panik.
Tembak menembak berlangsung selama tiga puluh menit. Gerombolan teror terdesak karena jumlah aparat kepolisian jauh lebih banyak. Seorang anggota Sabhara terkena tembakan. Karena mendapat perlawanan, komandan regu (Danru) meminta bantuan. Tidak lama kemudian tim pelopor lainnya tiba di lokasi penyergapan.
Setelah tim bergabung, pengejaran pun dilakukan kembali. Mereka merayap, berguling dan terus maju mendekati persembunyian lawan. Tidak lama kemudian, tim pelopor berhasil mendekati persembunyian gerombolan dan kontak senjata pun tak dapat dihindarkan.
Dengan terlatih, pasukan elit kepolisian itu berhasil menguasai medan tempur dan semua gerombolan dipukul mundur. Kawanan penjahat ini bersembunyi di sebuah pondok di perkebunan sawit.
Melihat gerombolan yang diduga jaringan teroris itu mundur, tim pemburu melakukan pengejaran sambil melakukan pembersihan sisa-sisa bahan peledak yang ditinggal penjahat tersebut. Beberapa menit kemudian, tim pemburu berhasil menemukan basecamp kelompok pengacau itu dan kontak senjata meletus lagi. Setelah pelaku ditembak mati dan ditangkap, petugas menurunkan anjing pelacak untuk mendeteksi sisa-sisa bom yang dipasang gerombolan pengacau tersebut.
Setelah semuanya aman, Tim Inafis dan DVI mengevakuasi tubuh empat anggota pengacau yang ditembak mati tersebut. Pertempuran dan penyergapan gerombolan pengacau itu, hanyalah simulasi atau peragaan yang ditampilkan anggota Polda Sumbar dalam mengatasi ancaman teror yang dilakukan oleh orang-orang tak bertanggungjawab.
Kepala Biro Operasi, Kombes Subnedi, didampingi Kabid Humas, AKBP Syamsi mengatakan dalam simulasi itu Polda menurunkan sebanyak 200 personel dari semua satuan dengan tujuan melatih kepekaan petugas dalam antisipasi ancaman teror. Dengan adanya simulasi itu, masing-masing satuan sudah mengetahui tugasnya dalam antisipasi kekacauan.
Selain itu juga bertujuan untuk penanganan cepat bila terjadi kasus peledakan bom. “Ini hanya simulasi, mudah-mudahan ledakan bom tidak terjadi di Sumbar,” ujar Subnedi. (r)















