SOLOK, METRO – Akibat kabut asap kiriman dari provinsi tetangga yang semakin parah, sehingga pelajar di Kota Solok terpaksa dilibutkan kembali. Aktivitas proses belajar mengajar (PBM) dari berbagai jenjang pendidikan diliburkan selama tiga hari dari, 17 hingga 19 Oktober 2019.
Keputusan meliburkan sekolah mulai dari tingkat Paud, TK, SD, SMP dan SLTA sederajat itu dituangkan dalam surat edaran (SE) No.420/1462/DDIK-Sekr/2019 yang langsung ditandatangani Wako Solok, Zul Elfian. Dampak kabut asap kembali dirasakan warga Kota Solok beberapa hari belakangan ini.
Bahkan dampak kabut asap semakin parah, sehingga dikawatirkan dapat mengganggu kesehatan warga. Disampaikan Kabag Humas Kota Solok Nurzal Gustim, untuk sementara pelajar terpaksa diliburkan sampai kualitas udara di kota Solok kembali membaik. Dan pelajar kembali masuk sekolah pada Senin 21 Oktober 2019.
Kendati kegiatan belajar mengajar diliburkan bagi siswa atau pelajar, namun kepala sekolah. Seluruh guru dan karyawan sekolah tetap menjalankan tugas untuk menyelesaikan administrasi, media pembelajaran dan lainnya.
“Meski diliburkan, pelajar kota Solok diminta untuk tetap belajar secara mandiri di rumah masing-masing dan mengurangi aktivitas di luar rumah,” ujar Nurzal mengutip pesan Walikota Solok.
Beberapa hari belakangan ini, pemerintahan Kota Solok sudah memperingatkan warga soal menurunnya kualitas udara di Kota Solok. Kabut asap kiriman dari provinsi tetangga yang mengalami kebakaran hutan dan lahan itu, sangat membahayakan kesehatan warga.
“Secara visual, memang terjadi peningkatan konsentrasi kabut asap di kota Solok,” sebut Kepala Seksi rehabilitasi dan rekonstruksi, BPBD Kota Solok, Adel Wiratama.
Dampak kabut asap yang dirasakan warga, selain terbatasnya jarak pandang, warga juga mengeluhkan gangguan pernapasan dan mata. Untuk mengantisipasi dampak kabut asap, mengenakan masker menjadi salah satu pilihan. (vko)