“Perbaikan irigasi ini diprioritaskan di tahun 2016 melalui anggaran yang tersedia, diantaranya melalui program rehap jaringan,” ujarnya.
Ia menambahkan, dengan banyaknya lahan pertanian yang terkena puso akibat banjir dan longsor, diharapkan meningkatkan minat para petani untuk mengasuransikan lahan pertaniannya. Di tahun 2015 lalu telah 22 ribu hektare lahan pertanian di Sumbar yang diasuransikan, dari target 36 ribu hektare.
“Di tahun 2016, melalui anggaran APBN juga ditargetkan ada 36 ribu hektar lahan pertanian di Sumbar yang diasuransikan. Apalagi dengan kejadian banjir dan longsor yang sering terjadi harusnya ini dapat memotivasi para petani kita hendaknya,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan sosialisasi telah dilakukan ke kabupaten/kota agar kelompok tani yang ada di daerah areal pertaniannya diasuransikan. Untuk asuransi yang bekerjasama dengan PT Jasindo itu, petani hanya membayar preminya Rp36 ribu perhektar.
“Harusnya banyak petani yang ikut mengasuransikan lahan pertaniannya. Sebab preminya tak begitu mahal, apalagi pemerintah telah membantu Rp144 ribu untuk Rp180 yang sebenarnya harus mereka berikan. Jadi petani cukup membayarkan Rp36 ribu perhektar. Jika terjadi bencana seperti ini, kan petani tak perlu takut, karena ada Rp6 juta perhektar yang akan mereka terima,” pungkasnya. (da)