SIJUNJUNG, METRO – Akibat kurangnya stok bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Kinantan, Muaro Sijunjung mengakibatkan terjadinya sebuah fenomena yang unik dan menarik perhatian masyarakat. Pasalnya, di SPBU milik Perusda Kinantan tersebut yang biasanya tidak pernah terjadi antrean panjang, kini puluhan kendaraan baik roda dua dan roda empat mengantre panjang di tempat pengisian bahan bakar itu.
Antrean panjang kendaraan yang hendak mengisi bahan bakar di SPBU Kinantan sudah berlangsung lebih kurang selama satu minggu terakhir. Jika di hari biasa yang mengisi BBM pada umumnya hanya konsumen di sekitaran pusat ibukota kabupaten, namun kini SPBU tersebut menjadi tujuan utama untuk tempat pengisian BBM terutama jenis solar dan premium.
Salah seorang warga menanyakan adanya pemandangan yang tidak biasa tersebut, dan menanyakan apa penyebab terjadinya kelangkaan BBM.
“Tidak biasanya di Muaro ada kemacetan, apalagi antrean mengisi bahan bakar di SPBU, tapi sudah beberapa hari terakhir antrian panjang selalu terjadi, kalau mau mengisi BBM jenis premium harus antre cukup lama. Itupun cepat habis,” tutur Andi Syahputra (35) warga Muaro.
Pada umumnya, antrean di tempat pengisian bahan bakar atau SPBU sudah menjadi hal biasa juga terjadi di sejumlah daerah. Hanya saja antrean panjang yang terjadi di SPBU Kinantan Muaro menjadi pemandangan yang langka karena tidak biasanya terjadi.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Perusahaan Daerah Kinantan, Ardon menjelaskan bahwa, terjadinya antrian panjang di SPBU Kinantan disebabkan oleh minimnya stok BBM terutama jenis premium karena dibatasi Pertamina.
“Hal itu disebabkan karena BBM jenis premium disejumlah SPBU seperti di Tanah Badantuang dan di Muaro Bodi habis, sehingga kendaraan yang tidak mendapatkan premium datang ke SPBU Muaro dan menumpuk sehingga menyebabkan antrean panjang,” tutur Dirut Perusda Kinantan, Ardon, Rabu (16/10).
“Kalau kita disini kan tidak boleh melakukan pengisian BBM dengan menggunakan galon atau jerigen. Karena ditujukan benar-benar untuk konsumen, makanya stok premium dan solar kita lama habisnya. Kemudian hal itu juga disebabkan karena pihak Pertamina saat ini membatasi BBM bersubsidi terutama jenis solar dan premium. Bahkan saat ini pemasokan tangki secara penuh untuk stok di SPBU juga dibatasi, tidak boleh setiap hari mengisi penuh,” jelasnya.
Disisi lain, keterbatasan stok BBM yang dilakukan pihak Pertamina hanya untuk jenis yang bersubsidi seperti premium dan solar, sedangkan untul pertamax tidak dibatasi.
“Kalau untuk pertamax boleh saja, bahkan kalau kita mengisi tiga tangki dalam sehari tidak dibatasi. Hanya saja peminat masyarakat pun tidak setinggi premium dikarenakan harga yang cukup jauh berbeda,” katanya.
Ditambahkan, keterbatasan pasokan premium diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun. Karena mengingat pasokan BBM bersubsidi untuk 2019 hampir melewati batas yang telah ditetapkan.
“Itu karena sudah hampir mencapai batas yang ditetapkan untuk BBM bersubsidi, kemungkinan sampai akhir tahun. Jadi kalau untuk premium memang terjadi antrian panjang, tapi untuk pertamax tidak,” ujarnya. (ndo)