SAWAHAN, METRO – Menyusul maraknya terjadi kebakaran di Kota Padang, khususnya pemukiman padat penduduk, DPRD meminta PLN untuk menertibkan instalasi listrik liar. Pasalnya, penyebab terbanyak kebakaran akibat arus pendek.
“Kita minta PLN, setidaknya PLN mengeluarkan imbauan kembali untuk meninjau pemasangan instalasi listrik yang ada di kota Padang khususnya rumah-rumah menengah kebawah,” kata Anggota DPRD Padang, Oesman Ayub.
Menurut Ketua Komisi III DPRD membidangi Pembangunan ini, musim kemarau menjadi salah satu penyebab kebakaran di rumah warga karena kurang baiknya instalasi listrik yang terpasang. Oleh karena itu, PLN agar melakukan peninjauan kembali.
“Sebab dengan musim kemarau, bahan instalasi listrik semakin mengering sehingga terjadi korsleting dan kebakaran. Jadi ini perlu dilakukan peninjauan atau cek dan pengeluarkan semacam aturan PLN pada biro-biro yang ada untuk tinjauan ke daerah rawan kebakaran,” ujar Oesman Ayub.
Terkait sebagian pembangunan pemukiman tidak mengikuti rencana tata kota yang baik, Oesman Ayub berdalih tata ruang di Padang umurnya mencapai 100 tahun lebih. Bahkan, tata ruang di daerah ini lebih dulu merdeka dibandingkan Riau karena tata ruang di provinsi tetangga baru berumur 50 tahun.
“Ini perlu kita pahami, artiannya bukan kita abai pada tata ruang. Tapi sebuah anjuran yang harus dilakukan oleh PLN karena selalu terjadi kebakaran disebabkan oleh arus pendek. PLN tidak pernah melakukan evaluasi apa yang sudah terjadi terhadap masyarakat,” geram Politikus Partai NasDem itu.
Maka dari itu, Oesman Ayub menilai kasus kebakaran yang terjadi belakangan ini seolah memberi pesan kepada PLN agar proaktif dalam pergantian instalasi listrik. Menurut dia, ini perlu disikapi karena rata-rata yang menjadi korban kebakaran adalah masyarakat menengah ke bawah.
“PLN harus proaktif, selama ini kan terjadi kebakaran sering karena arus pendek,” pinta anggota DPRD Dapil Padang Barat, Padang Utara dan Nanggalo itu.
Selain itu, Oesman juga meminta kepolisian menyelidiki penyebab kebakaran yang kerap terjadi di kota Padang. Menurut Oesman, ini perlu disepakati bersama-sama dengan menggandeng komisi I sejauh apa langkah yang dilakukan dalam mengusut kasus kebakaran tersebut.
“Kita mengharapkan kepada masyarakat kalau memang keluar rumah harus dipastikan semua aliran listrik betul-betul tidak ada lagi yang hidup karena sedikit saja kelalaian akan berakibat fatal. Jadi kita imbau masyarakat proaktif ke PLN untuk meninjau instalasi listrik ke kampung mereka,” tukasnya.
Dari data yang dihimpun Posmetro, sepanjang Januari-Agustus, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang mencatat terjadi 215 kasus kebakaran di Padang. Dengan kerugian mencapai Rp6,4 miliar lebih.
Dibandingkan dengan 2018 lalu, dengan periode yang sama 249 terjadi penurunan jumlah kasus kebakaran. Namun, sebagian besar penyebabnya masih karena korsleting listrik. (mil)