BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencanangkan “Menuju Provinsi Sumbar Tangguh Bencana”. Melalui pencanangan ini, diharapkan Provinsi Sumbar menjadi daerah yang lebih siap menghadapi bencana ke depan.
Pencanangan yang ditandai dengan komitmen bersama ini dilaksanakan, Senin (30/9) di Hotel Grand Inna Padang itu, bertepatan dengan kegiatan refleksi 10 tahun gempa Sumbar (1 dekade), 30 September 2009.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan, 10 tahun yang lalu, beberapa daerah Sumbar diluluhlantakkan oleh gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR). “Bencana gempa ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua, agar lebih mempersiapkan diri ke depannya,” ujar Nasrul Abit.
Dengan komitmen bersama “Menuju Provinsi Sumbar Tangguh Bencana”, maka perlu dilakukan pembenahan dan penguatan mitigasi bencana. Mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga ke tingkat nagari/desa sampai ke masyarakat. Penguatan ini menjadikan kesiapsiagaan bencana di Sumbar semakin meningkat.
“Dengan kesiapsiagaan terhadap bencana yang terbangun mulai dari tingkat keluarga, diharapkan tangguh bencana yang dicanangkan dapat benar-benar terwujudkan. Masyarakat menjadi lebih siap, tangguh, serta tanggap ketika bencana terjadi,” ujar Nasrul Abit, Senin(30/9) malam.
Ia mengatakan, kondisi Sumbar yang berada di daerah rawan bencana, menuntut seluruh masyarakat selalu siap dan siaga untuk menghadapi bencana. Dengan meningkatkan mitigasi atau pencegahan dan kesiapan bencana, akan berdampak dalam meminilimasir kerusakan dan korban jiwa.
“Selama 10 tahun ini pembenahan, dan perbaikan dalam mengurangi resiko bencana di Sumbar terus dilakukan secara terkoordinir dan terpadu. Dengan pencanangan Sumbar Tangguh Bencana diharapkan berdampak terhadap peningkatan mitigasi bencana di Sumbar,” jelasnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Alwis mengatakan gempa 7,6 SR yang terjadi 2009 menimbulkan dampak yang memilukan bagi Sumbar. Korban yang meninggal mencapai 1.200 orang, luka-luka hampir 3.000 orang, dan menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur, rumah penduduk, fasilitas umum, termasuk juga gedung milik pemerintah. Itu akan menjadi pelajaran penting bagi Sumbar.
“Saat itu kita belum siap menhadapi bencana gempa dan tsunami, apalagi BPBD belum terbentuk, sehingga kita banyak membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, NAUMGAN PBB, NGO Nasional maupun Internasional. Dengan gotong royongnya, dengan semangat cepat bangkit, Sumbar bertahap kembali pulih,” imbuhnya.
Selain pertunjukan teatrikal, dalam kegiatan refleksi 10 tahun gempa Sumbar juga ditayangkan film bersejarah mengenang 10 tahun pasca gempa 2009 dan dilanjutkan penandatanganan bersama pencanangan menuju “Sumbar Tangguh Bencana”.
Kegiatan ini dihadiri Sekretaris Utama BNPB Harmensyah, Direktur Utama Peralatan BNPB Rustian, Bupati/Walikota se Sumbar, Kepala Pelaksana BPBD se Sumbar, Kepala OPD se Sumbar, Kepala BUMN, BUMD, NGO dan LSM serta juga dihadiri oleh korban dan para keluarga korban bencana gempa 2009.
Kepala BPBD Provinsi Sumbar, Erman Rahman, mengungkapkan, pencanangan “Menuju Provinsi Sumbar Tangguh Bencana” merupakan bagian dari upaya dalam meningkatkan kesiapsiagaan kebencanaan. Pemberian pengetahuan mitigasi bencana, sosialisasi dan pelatihan relawan kebencanaan di daerah, termasuk juga mengadakan simulasi menjadi upaya yang terus dilakukan.
“Kita yang tinggal di daerah bencana hidup di tengah ketakutan tidaklah baik. Dengan memberikan mitigasi bencana, masyarakat akan merasa sangat nyaman dan resiko kerusakan serta jatuhnya korban jiwa dapat diminimalisir,” ungkapnya.
Saat ini BPBD Sumbar terus menambah dan memperbaiki sejumlah peralatan dan sarana prasana kebencanaan yang dimiliki. Hal ini juga bentuk Sumbar Tangguh Bencana, selain petugas tapi juga peralatan yang siap kapan saja digunakan.(*)