PADANG, METRO – Kondisi markas tim Semen Padang FC stadion H Agus Salim, akhir ini menjadi perbicangan di berbagai kalangan. Sebab tidak terawat, hal tersebut membuat tim dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) kembali mendatangi markas tim yang berjulukan Kabau Sirah untuk melakukan penilaian kelayakan stadion tersebut, Senin (30/9). Suppervisor PT LIB Somad, bersama CEO PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP) serta beberapa jajaran melihat langsung kondisi stadion H Agus Salim tersebut.
Dalam penilaian tersebut Somad melihat ada yang mesti dilakukan perbaikan yang signifikan yang harus dibenahi Semen Padang FC, salah satunya terkait rumput stadion dan juga Mandi Cuci Kakus (MCK).
“Ini stadion kedua dari dua agenda dari PT LIB untuk lakukan peninjauan, yang pertama stadion PS Barito Putera, setelahnya ini,” kata Somad, kemarin. Somad mengatakan, ada tiga stadion yang masuk dalam peninjauan ulang PT LIB, yang pertama markas Bhayangkara FC, Stadion PTIK, kemudian PS Barito Putera, Stadion 17 Mei dan kemudian Stadion H Agus Salim Semen Padang.
“Stadion PTIK milik Bhayangkara FC awalnya jadi agenda PT LIB , namun sekarang stadion tersebut sudah ada progres baik setelah 9 bulan kita melakukan peninjauan, jadi dari ketiga stadion tersebut, kini menyisakan dua stadion saja, yaitu markas Semen Padang, dan markas Barito Putera,” ujarnya.
Untuk Stadion H Agus Salim, Somad mengatakan bahwa untuk kondisi ruang gantinya terlihat seperti tidak terawat.
“Untuk ruang ganti, tidak terawat, dari segi kebersihan dan fungsi-fungsi di dalam ruang ganti, belum berfungsi dengan semestinya,” katanya. “Mungkin keadaan tersebut disebabkan ada keterbatasan SDM dari pihak Semen Padang sendiri, sehigga berdampak juga dengan fasilitas di stadion,” katanya.
Kemudian, terkait lapangan, atau rumput stadion Somad juga berkomentar, bahwa kondisi lapangan keadaan gersang dan juga tidak terlihat terawat.
Lapangan adalah alat vital pada pertandingan sepak bola, sebab bagusnya sebuah stadion itu terlihat dari kondisi rumput stadionnya.
“Lapangan menjadi fokus, lapangan itu objek vital dari sebuah pertandingan, sebagus apapun tim, namun kondisi lapangan tidak baik, itu tidak maksimal dan juga berdampak dengan tim serta manajemen, bahkan hingga urusan kepemilikannya yaitu Pemprov Sumbar,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, PT LIB melihat dari kondisi terahkir laga kandang Semen Padang ketika lawan PSM Makassar beberapa pekan lalu. “Menurut penglihatan saya, mungkin hal ini terjadi karena faktor cuaca, di Indonesia kemarin kan sempat kemarau panjang, jadi bisa jadi kualitas rumput tidak menjadi bagus, dan mungkin juga dari pihak pengelola kurang maksimal dalam penyiraman lapangan,” tukasnya.
Somad juga mengharapkan, dengan kedatangannya ke Padang membuat progres baik untuk markas Semen Padang. “Saya ke sini mereview ke Semen Padang, agar rumput lapangan menjadi perhatian, sebab lapangan menjadi tujuan yang dilihat oleh orang banyak, sebab kalau stadion jelek, pasti yang lain ikut-ikutan juga, orang bilan Semen Padang gak ngurusin, Pemko gak urus, semua jadi yang kena,” pungkasnya.
Somad mengatakan memberikan rentang waktu seminggu setelah hari peninjauan PT LIB mengenai progres kedepannya dalam bentuk perbaikan stadion. “Saya juga minta dari Semen Padang, supaya memberikan progres selama seminggu kedepan, apa-apa yang menjadi kegiatan, untuk pembenahan stadion serta hal singnifikan terkait perbaikan lapangan dan lain-lain,” ujarnya.
“Saya harap juga marwah stadion ini bisa kembali lagi jika ada perubahan yang baik untuk stadion ini,” lanjutnya.
Senentara itu, CEO PT KSSP Hasfi Rafiq mengharapkan, kedatangan PT LIB tersebut ada perubahan terhadap stadion, “Bagaimanapun kita mengikuti regulasi LIB, stadion kita adalah rumah gadang kita yang mesti diperlihara, dengan mengikuti catatan standar LIB,” katanya.
Dikatakan, Stadion H Agus Salim statusnya adalah sewa bagi Semen Padang. Ia berharap sebagai pihak penyewa hanya bisa membantu sewajarnya, seperti retribusi rutin.
“Kita sewa, ibarat kita ngekos, bayar kos tiap bulan. Harusnya pemilik kos harus melakukan pembenahan secara menyeluruh, dan kita sebagai pengguna kos juga membantu-bantu sedikitnya, tetapi menjaga penampilan baik agar menarik tentu si pemilik yang bisa merubah jadi lebih baik,” ujarnya.
Rafiq juga mengharapkan, apapun hasil dari tinjauan PT LIB, tim kebanggaan urang awak, Semen Padang FC masih bisa tetap bertahan di Stadion H Agus Salim. “Kita berharap masih tetap bisa bermain disini, sebab marwah dari Semen Padang salah satunya adalah GHAS,” tutupnya.
Sebelumnya, konfirmasi terpisah kepada pihak pengelola Dispora Padang, Mursalim mengatakan, pihaknya mengakui kondisi rumput stadion tidak baik.
“Kita bisa sama rasakan, kita dilanda kemarau panjang, sumber air kering, namun dengan keadaan tersebut untuk rumput, kita sudah maksimal, setiap sore hari rutin disirami air agar tetap baik,” ujarnya.
Ia mengatakan, Pemko juga ingin memperbaiki stadion secara total. Namun saat ini terhalang disebabkan kepemilikan aset stadion dipegang Pemprov.
“Kita tidak bisa lakukan perubahan, karena itu asetnya provinsi, kita hanya bisa memperbaiki-memperbaiki yang rusak saja, dan itu untuk perbaikan kami sudah lakukan,” ujarnya.
Mursalim mengatakan keadaan Stadion GHAS ini tidak bisa diperbaiki, tetapi harus dirombak total. “Kondisi stadion saat ini jika dilakukan perbaikan tidak akan menyelesaikan masalah, gor itu harus dirombak total, dan kami di Pemko tidak bisa lakukan perombakan, karena itu tadi aset provinsi, jika kami paksakan untuk memasangkan anggaran kami pada stadion tersebut, kami bisa saja di datangi oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan),” pungkasnya. Mursalim juga menambahkan, bahwa di tahun 2019 ini pengelolaan gor sudah akan habis terhadap Pemko.
“Ini sudah masuk pada tahun terakhirnya, dan untuk tahap kedua kami juga sudah mengajukan kepada provinsi agar stadion itu dihibahkan saja ke Pemko agar kami bisa bekerja untuk lakukan pembenahan, sebab stadion harus dirombak habis,” katanya. Terkait retribusi, Mursalim juga mengatakan bahwa pihak dari Semen Padang FC atau siapapun yang menggunakan stadion H Agus Salim lancar, tidak ada kendala.
“Pemakaian stadion kita batasi, tidak boleh sembarang orang menggunakan, jika ingin menggunakan harus bayar retribusi, terkait retribusi, Semen Padang lancar kok, tidak ada kendala,” ujarnya. (heu)