Memang tugas berat pasangan walikota/wakil walikota Solok terpilih ini cukup berat. Bahkan ada beberapa catatan persoalan di Kota Solok yang sudah merupakan penyakit menahun yang seakan telah menjadi persoalan warisan dari masa ke masa.
Misalnya, persoalan tanah yang akrab disebut tanah hibah 240 hektar yang sampai saat ini tidak kunjung tuntas. Pengelolaan Pasar Raya Solok hingga pemanfaatan Terminal Regional Bareh Solok yang butuh keberanian dan ketegasan seorang pemimpin.
Belum lagi persoalan lain yang butuh kebijakan ketegas dari seorang pemimpin agar masyarakat Kota Solok dan daerah tidak terus-terusan dirugikan seperti pembangunan fisik yang tidak termanfaatkan. Mungkin sekedar mengingatkan, tentang pemanfaatan bangunan pasar semi modern yang sudah lama tuntas bahkan sudah diresmikan pemakaiannya, namun hingga kini masih kosong selama bertahun-tahun.
Anggota DPRD Kota Solok Herdiyulis juga mengungkapkan, banyak harapan masyarakat Kota Solok akan kepemimpinan Zul Elfian-Reinier memimpin Kota Solok kedepan untuk arah yang lebih baik terutama dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Dan yang lebih diharapkan, mampukah pasangan ini lepas dari berbagai tekanan dan kepentingan tertentu dalam mengambil kebijakan.
”Kalau melihat dari berbagai fakta dilapangan selama ini, cukup jarang pasangan kepala daerah yang akur selama menjalankan roda pemerintahan. Bahkan hubungan harmonis antara pasangan kepala daerah juga banyak yang berlangsung singkat,” sebutnya.
Kalau melihat latar belakang pasangan Zul Elfian-Reinier yang berbeda katanya, banyak pihak berharap tidak terjadi perpecahan dalam kepemimpinan Kota Solok 5 tahun kedepan. Zul Elfian yang dikenal oleh masyarakat sebagai sosok buya dengan latar belakang birokrat, sedangkan Reinier lebih dikenal sebagai sosok pengusaha di kalangan masyarakat, memang diharapkan sebagai pasangan yang serasi kalau saling mengisi.
Namun banyak pihak juga memperkirakan perbedaan latar belakang kedua sosok pemimpin Kota Solok ini akan beresiko munculnya perpecahan dalam perjalanannya mempin Kota Solok. Akan tetapi, tentu ada komitmen yang mereka buat berdua diantara perbedaan tugas dan kewenangan walikota/wakil walikota biar keduanya tetap sejalan.
”Jelas masyarakat Kota Solok menantikan lakek tangan pemimpin Kota Solok yang baru, agar Kota Solok betul-betul ada kemajuan dalam berbagai bidang. Atau haruskah masyarakat Kota Solok terus berharap dan berharap menunggu janji calon kepala daerah pada pemilihan kepala daerah berikutnya,” katanya. (vko)













