SOLSEL, METRO – Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan (Solsel) mencatat, selama tahun 2019 ini seluas 20 hektare lahan perkebunan di Solsel terbakar. Di mana ada empat kecamatan yang menjadi lokasi dan kejadiannya selama rentang waktu 4 bukan terakhir.
“Selama 2019, setidaknya 20 hektare lahan terbakar dan tersebar di empat Kecamatan yakni, Kecamatan Pauah Duo, Sangir Batang Hari, Sangir Jujuan dan Sangir Balai Janggo,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Solsel, Inroni Muharamsyah, Jumat (27/9).
Dijelaskan, kebakaran lahan yang terjadi selama 2019 dalam rentang waktu empat bulan terakhir dimana lahan yang terbakar berupa perkebunan milik warga, perusahaan serta padang rumput. Kebakaran paling banyak terjadi pada bulan September dengan tujuh kasus, selanjutnya medik Agustus tercatat sebanyak lima kasus dan satu kasus kebakaran pada Juli serta satu lagi terjadi Mei.
Untuk itu, diimbau kepada warga yang membuka lahan untuk perkebunan, untuk tidak membakar di lokasi, karena sangat berisiko menjalar ke lokasi lain serta mengakibatkan kabut asap. “Kepada warga yang melakukan pembukaan lahan untuk perkebunan, agar tidak melakukan pembakaran dilokasi, karena pada cuaca kemarau ini, sangat beresiko menjalar ke lokasi yang ada disekitar,” ungkapnya.
Sementara, Sekretaris Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Petunjuk LH) Novi Hendrik menyebutkan, kondisi sekarang udara sudah mulai bersih akibat hujan yang mengguyur daerah itu, meskipun masih ada sedikit berkabut.
“Akibat hujan yang turun selama dua hari kemaren di Solsel, membuat kabut asap kiriman berkurang dan kualitas udara kembali normal. Hendaknya ini terus berlanjut,” ujarnya.
Dipihak lain, Kepala Dinas Kesehatan Solsel H Novirman mengatakan, akibat kabut asap yang melanda daerah itu pada September ini, tidak terjadi lonjakan penderita ISPA.
Dia menyebutkan, selama tiga minggu September tercatat 1.292 orang yang terkena Ispa sedangkan pada Agustus Jumlahnya mencapai 1.675 orang. Sedangkan pada kasus iritasi mata pada Agustus tidak ada dan September ada 39 kasus.
Selain itu iritasi kulit akibat kabut asap pada September juga ditemukan 27 kasus dimana pada Agustus tidak ada.
“Jadi jika melihat secara umum, tidak ada lonjakan kasus ISPA di Solsel akibat kabut asap,” ujarnya. (afr)